Translate

Iklan

Iklan

Gus Mus Mendukung Penampilan Cinta Laura di JFC dalam Rangka Membangun Budaya Seni

Media
8/06/19, 10:28 WIB Last Updated 2019-08-06T05:39:58Z

Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com - Ulama karismarik, Mursyid Thoriqoh Naqsabandiyah Wal Qodiriyah sekaligus pendiri Pondok Pesantren Ngasor di Desa Jatiagung, Kecamatan Gumukmas Gus Nur Mustofa mendukung penampilan Cinta Laura di Jember Fashion Carnaval (JFC) sebab penampilannya dalam rangka membangun budaya seni.

Gus Mus, demikian sapaan karib Gus Nur Mustofa, turut angkat bicara memberikan pendapat seiring dengan lahirnya pro dan kontra di tengah masyarakat Jember terkait dengan penampian artis ibukota, Cinta Laura di JFC yang mengenakan kostum Hudog dengan memperlihatkan bagian pahanya.

"Menurut saya JFC tetep jalan tapi tidak harus di jalanan, soal desain pakaian itu sama halnya ada desain tuhan dalam Asmaul Husna, keindahan (Al-badi') digambarkan dengan desain fisik pakaian, sedang (Al-jamil) digambarkan kecantikan makhluk, jika keduanya dipadukan akan terjadi hukum etika," ujar Gus Mus saat diwawancara MAJALAH-GEMPUR.Com di kediamannya, Selasa 6 Juli 2019.

Lanjut Gus Mus, "Kalau etika seni maka boleh-boleh saja. Namun, jika etika ibadah mungkin tentang aurat yaa akan dipersoalkan. Jika sekelompok mengatasnamakan aliansi santri jember menolak JFC, itu wajar. Karena mereka kaum santri yang ngaji kitab--kalau menurut saya sama santrinya. Kalau JFC, itu santri para desainer beramal melalui penampilan di JFC,"

Etika itu, sambung Gus Mus, memang akan bicara antara pantas dan tidak pantas, antara Al-Jamil dan Al-Badi' oleh sebab itu pasti muncul pro dan kontra sebab keduanya melihat dan menilainya dengan cara yang berbeda. Antara santri yang mengaji kitab dan santri desainer yang beramal melalui penampilannya di JFC.

Gus Mus menegaskan, JFC tersebut dalam rangka membangun budaya. Oleh karenanya, harus tetap jalan. Namun, kata Gus Mus carnavalnya tidak harus di jalanan, bisa di Gedung Olah Raga (GOR) atau tempat lainnya. Ia juga menyarankan perlunya masyarakat Jember menumbuhkan sikap toleransi dengan tidak mengejek dan menolak perbedaan pendapat sebab masing-masing orang memang memiliki sudut pandang yang berbeda-beda.

"Sudut pandang seseorang memang beda. Karena itu jangan mengejek dan menolak karena beda pendapat dalam berhujjah. Untung ruginya JFC harus jelas perhitungannya," terang Gus Mus. Ia juga berpendapat bahwa Jember sebagai kabupaten pandhalungan selama ini belum memiliki budaya dan JFC bagian dari proses mencari jati diri budaya Kabupaten Jember. Ke depan, Gus Mus yakin melalui JFC bakal banyak lahir seni-seni lainnya yang mampu mengangkat nama baik Jember. (RF).
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Gus Mus Mendukung Penampilan Cinta Laura di JFC dalam Rangka Membangun Budaya Seni

Terkini

Close x