
Tampak dalam kegiatan yang
sudah menjadi tradisi setiap puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik
Indonesia ini diikuti oleh seluruh elemen dan kalangan ini, dipenuhi oleh kibar
bendera merah putih serta berkaus dan celana merah putih, serta diiringi lagu
lagu perjauangan.
“Disamping menyehatkan,
kegiatan ini dimaksudkan guna membakar semangat Kemerdekaan serta menghidupkan
kembali nilai-nilai kebersamaan dan budaya guyub rukun yang mulai luntur di
tengah masyarakat perkotaan” kata Ketua
RW 024, Agus Bagianto disela-sela acara ini.
Menurut Agus bahwa
kegiatan ini memadukan dua kegiatan
sekaligus yakni jalan sehat bersama, yang merebutkan ratusan Doorprize
sembako dengan hadiah lemari es dan TV LED 24" serta sepeda gunung, dan
akan dilanjutkan gebyar malam seni dengan hiburan musik dan emak-emak
menari.
Ketua panitia
Peringatan HUT RI ke 74 tahun, Eko Mulyadi, mengapresiasi antusias warga dari 6
RT, seputar jalan dr Sutomo ini.
Menurutnya, kegiatan untuk membakar semangat nasionalisme ini patut ditiru oleh
lingkungan masyarakat lainnya, khususnya
bagi generasi muda.
“Harapan kami, di
tahun-tahun mendatang kegiatan ini bisa lebih meriah, Karena menyemarakkan HUT
Kemerdekaan RI adalah wajib bagi kita selaku warga Indonesia, NKRI bagi kita
adalah harga mati,” ucap Eko Mulyadi disela sela pengundian hadiah peserta
Jalan Sehat Merah Putih ini.
Hal senada juga
disampaikan oleh Teguh Sukiman, selaku tokoh masyarakat sekaligus Koordinator
giat pentas seni di lingkungan Kebondalem. Menurutnya semangat memeriahkan HUT
Kemerdekaan RI telah menjadi budaya tersendiri bagi warga masyarakat lingkungan
Kebondalem.
“Kami harap bersama
kibar merah putih kali ini kita semua bisa mentauladani semangat perjuangan 45.
Terima kasih atas peran serta semua warga dalam rangkaian kegiatan HUT ke-74
Kemerdekaan RI kali ini. Semoga semangat ini terus terpupuk dan menular kepada
generasi kita selanjutnya,”pungkasnya.
Menurut koordinator
Lomba, Edy Winarko bahwa, panitia menggelar berbagai lomba. "Yaitu lomba Volly Terpal
untuk bapak-bapak dan lari kempit balon, dan pindah tepung diatas kepala untuk emak-emak,
juga anak anak, kegiatan ini sekaligus sebagai ruang silatuhami lantaran warga jarang
kumpul,"jelasnya