
Manuver politik ini dilakukan
guna menyamakan visi – misi maupun persepsi, kemungkinan mereka bisa bergabung untuk
mengusung siapa yang pantas diusung menjadi Bakal Calon Bupati dan Bakal Wakil
Bupati yang layak untuk kepemimpinan Jember lima tahun yang akan datang.
Ada satu Tagline ‘Perubahan’
yang membuat sejumlah Partai Politik (Parpol) itu bisa bertemu, yaitu antara Partai
Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, dengan 3 partai yang tergabung dalam
Fraksi Pandekar ini, yaitu Parai Amanan Nasional (PAN), partai Demokrat dan
Partai Golongan karya (Golkar) yang juga merupakan merupakan anggota Kaukus Perubahan
Tampak hadir dalam
pertemuan di Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan, Sabtu
(7/9/2019) malam itu, disamping Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai
Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Jember, Arif Wibowo yang didampingi pengurus,
juga Ketua PAN, Lilik Ni’amah bersama sekretaris, Ketua partai Golkar, Suwarno
dan Perwakilan Partai Demokrat, Agusta Perwana.
Ketua PDI Perjuangan
Jember, Arif Wibowo yang sekaligus sebagai inisiasi pertemuan tersebut
menyatakan bahwa yang dimaksud Jember harus berubah itu adalah pemerintahannya
maupun masyarakat harus berubah yang lebih
baik. “Yang lebih penting itu kan Pemerintahannya berubah menjadi lebih baik, birokrasinya efisien efektif, sanggup melayani
rakyat jember dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahannya, sehingga masyarakatnya
akan sejahtera”, jelasnya.
“karenanya urusan layanan
publik, pembangunan infrastruktur, kemudian urusan peningkatan hasil-hasil
pertanian, akses kepada mereka yang terpinggirkan terkait hak atas tanah, kemudian
soal pendidikan yang juga dikeluhkan, seperti tenaga honorer, harus baik, jadi
kalau bicara soal masalah, belanja masalahnya terlalu banyak, dan itu harus diselesaikan.
Untuk menyelesaikan itu,
katanya tidak cukup political will saja saja, niat saja tidak cukup,
tetapi harus ada kerja nyata yang bisa
dirasakan masyarakat. “Dan kalau bilang Jember tidak ada masalah, siapa bilang,
datang aja ke desa-desa itu sampean ajak
diskusi dengan masyarakat desa dan semua semua yang disampaikan itu masalah, nyaris
tidak ada atau tidak banyak menyampaikan keberhasilan yang signifikan selama hampir
lima tahun di Jember ini”, jelasnya.
Jadi konsekuensinya lanjut
Ketua DPC PDI Perjuangan yang juga menjabat sebagai Wasekjen DPP PDI Perjuangan
ini, adalah pada pengambil kebijakan karena itulah Pilkada diharapkan ada
pengambil kebijakan yang bisa menyelesaikan masalah-masalah di kabupaten Jember
untuk perubahan yang lebih baik di segala sektor, namun kata pria yang akrap
disapa mas Arif itu memang ada prosesnya.
“Ya kalau di PDI
Perjuangan jelas, dari evaluasi kita, calon internal partai itu jauh lebih
manfaat di dalam berjuang untuk kepentingan rakyat bangsa dan negara, apakah
calonnya harus dari PDI Perjuangan, loh kan calonnya kan ada dua ada Bupati
atau Wakil bupati, salah satunya tentu bisa dari internal”, katanya.
Menyikapi selama empat
tahun terakhir pemerintahan yang diusung PDI Perjuangan menuai kritik, secara diplomatis Arif menjawab
bahwa mengawal itu ada yang dikawal,
kalau mengawal tidak ada yang dikawal gimana?, kalau yang dikawal tidak mau
dikawak, gimana?, karena itu mesti kita kaji secara mendalam.
Dirinya menyangkal bahwa Kehadirannya
sebagai Ketua PDI Perjuangan jember ini, diperentah partai untuk memperbaiki?,
tetapi semata-mata untuk
mengkonsolidasikan partai supaya lebih maju, supaya PDI Perjuangan lebih kuat,
pasalnya Pilkada ini adalah momentum antara saja, kalau PDI Perjuangan ditanya,
2024 harus menang, secara nasional PDI Perjuangan akan bikin hattrick tiga kali
berturut-turut.
Ditanya soal usulan sejumlah
nama, siapa yang layak menduduki Bupati, baik dari PDI Perjuangan maupun partai
yang bergabung nanti Arif menyampaikan bahwa untuk menetapkan calon Bupati dan
Wail Bupati itu butuh mekanisme, tidak boleh saya harus menyampaikannya sekarang, ada saatnya, siapa nama-nama yang layak untuk menjadi calon
bupati dan atau calon wakil bupati Jember mendatang.
Namun ia hanya menyampaikan
sejumlah kriteria, ada 11 variabel yang dipakai
untuk menguji itu, mulai aspek kerakyatannya, pemerintahannya, dedikasinya, pemanfaatannya
untuk partai dalam hal yang prinsip. Pasalnya PDI Perjuangan wajib menjalankan
salah-satu fungsi partai politik dari 7 fungksi yang ada, salah-satunya adalah
komunikasi politik, “bahasa kerennya silaturohim”, pungkasnya.
Sementara juru bicara partai Gabungan yang sekaligus juga sebagai ketua
Fraksi Pandekar (PAN, Demokrat dan Golkar), Agusta Jaka Purwana menyampaikan
bahwa segala sesuatu yang ber Tagline
Perubahan dirinya akan berada didalamnya. Karena dirinya merasakan keluhan masyarakat,
dengan kondisi Jember seperti ini, kondisi pemerintahannya seperti ini, Jember
tidak bisa bersaing dengan daerah-daerah yang lain.
“Kita sadar bahwa kekuatan
kita memang kurang signifikan, karena kursi Demokrat hanya dua, untuk itu kita
harus bergabung dengan Partai Politik atau teman-teman yang lain yang satu visi,
kita sebenarnya sudah mengawali dengan membentuk Kaukus perubahan, ketika saat PDI
Perjuangan belum belum ketemu dengan kita, ketika sekarang ketemu, ternyata visinya
hampir atau bisa dikatakan sama”, katanya.
Hal itulah yang akan jadi kemistri
bersama, menurut anggota DPRD asal Partai demokrat ini, ternyata
tidak ada yang berbeda andara Kaukus perubahan dengan PDI Perjuangan, untuk Kaukus
Perubahan akan mengusulkan nama calon, tapi, tidak etis saya disampaikan
sekarang, pasalnya masih perlu
diputuskan melalui mekanisme partai masing-masing
“Kebetulan saya hari Minggu
itu ada Bimtek ke Jakarta ada pembekalan di DPP, hasil-hasil ini akan saya bawa ke DPP Partai Demokrat, sehingga kemungkinan hari
Senin (9/9/2019) akan datang dalam pertemuan Kaukus Perubahan, saya tidak bisa ikut pertemuan,
tetapi ketua kami pak Zarkasih akan akan hadir untuk menjelaskan langkah-langka
kongkrit Demokrat,” katanya.