Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com - Sumirtuk, di usianya yang sudah senja, harusnya menikmati hari tua. Namun, karena kemiskinan yang menjerat kehidupannya, hingga sampai terlilit hutang 10 juta rupiah, Jum'at 10 Januari 2019.
Alasan terlilit hutang, kata Kapolres Jember AKBP. Alfian Nurrizal menyampaikan, menjadi alasan Sumirtuk membuat laporan palsu. Hal tersebut ditemukan setelah dilakukan interogasi dan pemeriksaan secara intensif.
Cerita awalnya, Sumirtuk warga Dusun Krajan, Desa Umbulsari, Kecamatan Umbulsari, pada tanggal 4 Desember 2019 membuat laporan. Sumirtuk mengaku mendapat kekerasan seksual.
Hasil olah TKP, sambung Alfian, ditemukan bercak darah di pakaian maupun seprai dan memang darah Sumirtuk. Namun, setelah dilakukan pengecekan dengan fisum, tidak ada indikasi kejahatan seksual.
"Kami melakukan olah TKP secara mendalam, ternyata dari aliran darah seharusnya apabila posisi pemerkosaan tertidur, ini tentunya aliran darah yang di leher akan mengenai di bagian belakang atau pundak korban," ungkapnya.
Sementara dari leher korban, kata Alfian, yang dilukai ini darahnya jatuh ke bawah, artinya posisi saat itu duduk, ini yang menjadi kejanggalan, antara korelasi dan disampaikan oleh korban dengan alat bukti yang ditemukan tidak ada keterkaitan.
"Korban saat ini kita jadikan tersangka, karena telah melakukan pengaduan palsu dan kita kenakan pasal 220 KUHP dengan ancaman hukuman 1 tahun 4 bulan," ungkapnya.
Sumirtuk menyampaikan permohonan maaf di hadapan beberapa awak media kepada seluruh masyarakat dan kepada pihak kepolisian karena telah memberikan laporan palsu.
"Saya sangat menyesal dengan apa yang telah saya lakukan dengan membuat laporan palsu, dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi, dengan apa yang telah saya perbuat sekarang ini," pungkasnya. (RF).
