
Meskipun masyarakat (jama'ah) kali ini mengikuti melalui
saluran YouTube dan Facebook milik Pemkab Jember, tidak mengurangi antusiasme
mereka. Diharapkan acara ini bisa menjaga tali silaturahim yang terbangun
melalui pengajian ini.
Dalam kesempatan itu Faida, mengucapkan rasa syukurnya atas
kembali digelarnya kegiatan yang sempat vakum beberapa bulan, lantaran pandemi Covid-19
ini. "Alhamdulillah kita bisa bersama kembali untuk bersholawat dan berdoa”,
katanya Kamis (18/06/20) malam.
Meskipun berbeda dengan sebelumnya, namun tidak
mengurangi rasa syukur kita, Situasi pandemi ini memang berat, tetapi banyak
hikmahnya, yang harus tetap di syukuri. “Kita diingatkan kembali oleh Allah
SWT, untuk pandai menjaga syukur, serta jaga persaudaraan,” katanya.
Salah-satu hikmahnya, bermunculan kampung tangguh, gotong
royong menjaga kebersihan semakin meningkat, dan lebih banyak waktu bersama
keluarga. “Mungkin kita diingatkan kembali oleh Allah SWT, untuk pandai menjaga
syukur dan jaga persaudaraan,” lanjutnya.
Saat ini kehidupan ditata kembali. Pasar ditata rapih.
Fasilitas umum bersih. Orang kesusahan banyak yang menjenguk, lebih sayang satu
sama lain. “Terkadang kita diberi sehat, kehidupan yang merdeka di negeri yang
damai tidak berasa. Ketika diberi ujian menjadi terasa,” kata bupati.
Salah-satu hikmahnya yaitu bermunculan kampung tangguh,
gotong royong menjaga kebersihan semakin meningkat, dan lebih banyak waktu
bersama keluarga. “Mungkin kita diingatkan kembali oleh Allah SWT, untuk pandai
menjaga syukur dan menjaga persaudaraan,” lanjutnya.
Untuk menjaga rasa persaudaraan maka yang dilakukan adalah
saling menguatkan melalui doa dan terus ikhtiar. Untuk bisa selamat dari wabah
Covid-19 ini perlu kekompakan bersama, tidak ada yang bisa hidup
sendiri-sendiri, saling menguatkan lewat doa-doa serta ihtiar.
“Mudah-mudahan Allah segera mengangkat wabah ini, dan
kehidupan kembali seperti sediakala, Hidup harus tetap berjalan. Ikhtiar harus
tetap dilakukan. Tawakal dan berdo’a kepada Allah adalah sesuatu yang tidak
bisa digantikan,” pungkasnya. (eko/eros).