Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) kabupaten Bondowoso, Jawa timur, meminta
sejumlah pabrikan buka dan melakukan Pembelian tembakau milik petani dengan
harga yang layak.
Sementara, Ketua Komisi II Andi Hermanto berjani akan
mengkomunikasikan dengan pemerintah dan pabrikan. "Kami akan berkoordinasi
dengan Eksekutif agar tembakau petani bisa terjual, kalau perlu melakukan
pembelian supaya tidak ada keresahan petani tembakau." Katanya. (edi).
Pasalnya di masa pandemi Covid-19, beberapa gudang tutup,
hanya sebagian saja yang buka, lantaran terjadi penumpukan, tembakau petani dihargai
murah, bahkan tidak sedikit yang ditolak, dengan alasan kualitas, padahal
kualitasnya serupa dengan tahun lalu.
Guna menghindari kerugian lebih besar, Pemkab Bondowoso, diminta
mengambil sikap. "Harus ada satgas tembakau guna monitoring pengusaha dan kemitraan,"
keluh Ketua DPC APTI Bondowoso M Yasin saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi II DPRD
setempat, Kamis (03/09/2020)
Menurutnya dinas pertanian agar membuat regulasi mengenahi
harga sesuai analisa usaha tani tembakau, Untuk menjamin kepastian harga agar
dibentuk kemitraan. “Di Bondowoso hanya ada dua mitra bebas seperti pasar dan
mitra semi”, harapnya.
Pemerintah Bondowoso juga diminta berkirim surat ke
pemerintah pusat agar mengurangi impor dari luar. Pasalnya, impor sekitar 60
persen dari luar, 40 persen lagi dari dalam negeri. Yang diimpor paling banyak
tembakau virginia