Walaupun banyak sejumlah sekolah di daerah banya yang meneterapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau pembelajaran daring, tetapi masih banyak guru yang meninggal akibat covid 19, bahkan jumlahnya hingga ribuan yang tersebar di 18 provinsi se Indonesia.
Data Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyebutkan 1.244 guru meninggal. Tiga provinsi dengan kematian guru tertinggi ialah Jawa Tengah sebanyak 311 guru, disusul Jawa Timur sebanyak 306 guru dan Jawa Barat sebanyak 281 guru.
Lambatnya program vaksinasi ditengarai peyebabnya. Di laman vaksin.kemkes.go.id menyebutkan 2.254.310 tanaga pendidik yang telah vaksin dosis 1. "Ini artinya hanya mencapai 6,5 % dari target vaksinasi dosis pertama" kata Anggota Komisi X DPR RI simpul M. Nur Purnamasidi
Untuk vaksinasi dosis kedua baru 1.800.267 atau baru 5,22%. " Oleh karena itu Pemerintah perlu mendorong Kemendikbudristek untuk bersinergi dengan Kementerian Kesehatan beri perlindungan dengan percepat vaksinasi pada guru dalam melaksanakan tugasnya.
Untuk itu Kemendikbudristek diharap lebih gencar lagi melakukan sosialisasi mengenai pentingnya vaksin. "Sebab perubahan perilaku karena kesadarannya, lebih efektif dibandingkan dengan keterpaksaan," harap anggota legeislatif Fraksi Golkar yang disapa Bang Pur ini
Meskipun pemerintah menetapkan sebagian besar daerah untuk melaksanakan PJJ, namun guru-guru masih diminta datang ke sekolah. Para guru sering diwajibkan absen, melakukan persiapan pembelajaran, sampai melaksanakan pertemuan daring pun seringkali di sekolah.
Keterbatasan akses terhadap sarana dan prasarana pengajaran di rumah masing-masing menyebabkan guru harus menggunakan fasilitas di sekolah. "Kemendikbud Ristek harus terus melakukan pengawasan ketat di daerah guna menyelesaikan masalah ini," katanya.
Apalagi ketika dana sekolah tidak memadai, karena orang tua tidak sanggup membayar uang sekolah, atau jumlah siswa menurun. “Kemendikbudristek harus mengeluarkan kebijakan pelindungan terhadap guru honorer yang rentan dipecat ini," pungkasnya. (ful/eros).