Pasalnya Dinas Periwisata dan Kebudayaan (Disparbud), tidak bisa memprediksi berapa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemkab yang hangus, ketika tiket masuk di Tanjung Papuma, Watu Ulo, Pemandian Patemon dan Puncak Rembangan selama Hari Raya Idul Fitri digratiskan.
Meski pengunjung membludak, PAD yang hangus tidak bisa dianalisa “Karena kami tidak menghitung jumlah pengunjung. Kalau Rembangan sampean tanya ke pak Sugeng ya," aku Kepala Disparbud Harry Agus Triono saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi B DPRD, Rabu (18/5/2022)
Menanggapi itu, Ketua Komisi B Siswono menilai Disparbud tidak terbuka soal kerugian. "Tadi saya tanya ke UPTD Rembangan,katanya sebelum lebaran Perhari ada Rp15 juta, itu pernyataan yang tidak jujur, menurut saya, kalau pun itu benar, berarti ada korupsi," tanggapnya
Siswono bercerita tujuh tahun lalu pernah menyewa lahan di Wisata Mumbulgarden. Pada masa itu dihari ke dua lebaran, pendapatan dari parkir mencapai Rp 42 juta perharinya. "Belum lagi tiket masuk. Artinya apa ada ratusan juta yang disia-siakan oleh Pemkab Jember,"katannya
Dengan demikian Siswono menilai uji coba tiket masuk gratis ini asal-asalan, tanpa melalui kajian yang mendalam maupun koordinasi dengan DPRD. "Saya sangat menayangkan ketika ada kebijakan uji coba tiket gratis, Pemkab justru tidak melibatkan dewan,"tuturnya
Sekretaris Komisi B David Handoko Seto khawatir Disparbud tak bisa penuhi target PAD. "Walaupun kami merasionalisasi, jika potensi wisata di jember dikelola dengan benar, hasilnya akan lebih Rp3,2 Miliyar, karena banyak objek wisata yang bisa dikelola," tandasnya. (naw/yond).
