Translate

Iklan

Iklan

Akademisi Jember Berbagi Kiat Merajut Nilai-nilai Pancasila Pada Sosialisasi Kebangsaan DPRD Jatim

6/26/22, 17:52 WIB Last Updated 2022-06-27T05:58:43Z

Jember, MAJALAH-GEMPUR.dCom. Mulai terkisisnya Ideologi Pancasila dan banyaknya generasi  milenial yang masih belum memahami dasar Negara itu, dapat perhatian khusus legislator Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Jawa Timur, Hari Putri Lestari.

Akibatnya masih saja terjadi sejumlah kasus makar di sejumlah daerah di Indonesia, seperti di Lampung, Padang dan di Jawa Barat dan daerah lainnya. “Yaitu upaya mendirikan negara didalam negara," kata  Hari Putri Lestari usai menggelar sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Hotel Jamber Minggu (26/6/2022).

Untuk itu, Ia  menggandeng pemerhati wawasan kebangsaan Dr. Soeseno Riban dan Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Jember Dr. Fendi Setiawan mensosialisasikan Pemaknaan nilai-nilai Pancasila diera distrubsi dalam rangka penataan kehidupan berbangsa bernegara yang berdaulat dan bermartabat untuk Negara Kesatuan Republik indonesia (NKRI).

Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim yang akrab disapa HPL ini, menilai bahwa kasus itu menjadi indikasi kuat, bahwa dasar negara Indonesia sedang digoyah. Sehingga diperlukan penguatan nilai-nilai Ideologi Pancasila kepada masyarakat.

"Kita harus ingatkan ke masyarakat, bahwa ada rong-rongan yang dilakukan sebagian kelompok ingin merubah ideologi dan ingin mendirikan negara didalam negara," jelas Politisi Partai berlambang Banteng Moncong Putih ini.

Untuk itu Legislator yang berangkat dari Daerah Pemilihan (Dapil) V (Jember – Lumajang) ini berharap kepada para aktivis, akademis dan tokoh masyarakat, agar turut mengajarkan nilai-nilai pancasila dalam lingkungan sekitar.

Pengamat Wawasan Kebangsaan Suseno Riban menilai Pancasila adalah ideologi hanya bagus dan menang dalam perdebatan formal, seperti seminar maupun Upacara. "Tetapi dalam pelaksanaan dan realisaisinya, pancasila selalu kalah, itu yang perlu kita diskusikan,"katanya

Lunturnya nilai-nilai Pancasila, diantaranya, dampak keterbukaan Informasi global, sehingga mempengaruhi pola pikir masyarakat. "Ada sebuah kasus, dimana ada warga negara kita, lebih suka tinggal di Syuriah, dan memilih bergabung dengan ISIS," kata pria yang akrab disapa Mas Seno ini

Mengingat  Internet Of Thinking membuat orang semakin individualis, kata Seno, akibatnya mereka tidak kenal dengan tetangga rumah sendiri. Dan lebih mengenal teman yang mereka ketahui dari dunia maya.

Intisari sari Pancasila, adalah kekuatan gotong-royong, atau kemampuan komunitas, ini masih dapat terlaksana  di pedesaan. "Nilai pancasila dan gotong-royong  di desa -desa tidak akan terkikis . Coba lihat idi desa-desa, komunitas-komunitas pasti hidup, dan harus selalu dihidupkan," lanjutnya.

Sementara,Dr .Fendi Setiawan memaparkan dimensi nilai Pancasila terdiri dari tiga hal, yaitu  Keyakinan, Pengetahuan dan Perbuatan, yang ada di lima sila, dan harus diaplikasikian di kehidupan sehari-hari. "Karena Pancasila adalah ideologi jalan tengah, dari perdebatan Liberalis dan Sosialis, untuk mewujudkan keadilan sosial dalam kehidupan," katanya.

Problemmnya paling tidak, karena lima hal, mungkin masih lemahnya pemahaman terhadap pancasilah, rendahnya prilaku eklusif, membangun karakter keakuan, kebijakan pembangunan, sentralistik jawa sentris, pelembagaan negara, lemahnya keteladanan.

Diakui memang sebelum reformasi, Pancasila dinilai masih berbasis individu, seharusnya kepentingan bernegara dalam produk-produk legislasi, apa betul produk itu, termasuk produk turunan dibawahnya telah menggambarkan nilai itu, siapa yang dapat memastikan.

“Akhir-akhir ini saya agak inten dengan BPIP merumuskan indikator nilai-nilai Pancasila dalam pembentukan peraturan UU, Jadi ketika ada kebijakan politik legislasi, bagaimana melakukan ceklis bahwa norma itu tidak bertentangan dengan nilai Pancasila. Ini yang kita belum punya”, katanya.

Kalau itu dilakukan, gaduhnya minta ampun. “Belajar dari rancangan Haluan Idiologi Pancasila,  karena rejim pemerintahan memiliki tafsir sendiri terhadap Pancasila, jadi repot, maju - mundur salah, hanya UUPA No 5 / 60 lah  yang masih mencerminkan spirit sosialisme Indonesia”. Jelasnmya.

“Jadi, nilai-nilai Pancasila tetap akan tubuh dan tidak akan pudar, Jika para pemimpin negara ini, memberikan teladan bagi masyarakatnya. Karena politik patriaki bangsa ini, apa yang dilakukan pemimpinnya pasti akan diikuti oleh rakyatnya," jelasnya.

Pancasila harus diyakini punya nilai Kebenaran. “Apakah Pancasila punya nilai kebenaran, Apa ada nilai Pancasila itu berkontradiksi atau ada yang berseberangan dengan Agama atau budaya, mari kita uji, kalau ada apa, kalua tidak ada ayo kita jalan bareng,” harapnya. (naw/eros).    

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Akademisi Jember Berbagi Kiat Merajut Nilai-nilai Pancasila Pada Sosialisasi Kebangsaan DPRD Jatim

Terkini

Close x