Setiap harinya, Alin terlihat sibuk melayani pelanggan di angkringan miliknya yang terletak di pinggir Jalan Raya Sebanen, tak jauh dari lapak semangka milik sang nenek (embah). Ia melakukan semua hal sendiri: mulai dari membuat kopi dan minuman segar, menyusun aneka camilan dan makanan ringan, hingga menyajikan makanan khas Jember Utara seperti es campur, mie ayam, dan gorengan. Dengan tangan cekatan, Alin melayani pelanggan yang datang dari pagi hingga malam hari.
Warung angkringan milik Alin dibuka sejak pukul 07.00 pagi hingga pukul 21.00 malam. Meski bekerja hampir sepanjang hari, Alin tetap tersenyum ramah kepada para pelanggan yang datang silih berganti.
Saat ditemui langsung oleh awak media di lokasi angkringannya, Alin menceritakan kisah awal mula ia memutuskan untuk membuka usaha.
"Sebelum saya buka warung angkringan ini, saya sering bantu-bantu embah jualan semangka di pinggir jalan. Di sebelah barat warung semangkanya embah, ada lahan kosong. Dari dulu saya perhatikan tempat itu strategis. Akhirnya saya putuskan untuk mencoba buka usaha angkringan di sana," ungkap Alin dengan penuh semangat.
Keputusan berani Alin ini tentu tak lepas dari dukungan penuh kedua orang tuanya, terutama sang ibu, Yuli (30 tahun).
"Saya sangat bersyukur, Mas. Di usia yang masih sangat muda, anak saya sudah punya kemauan kuat untuk mandiri dan membuka usaha sendiri. Jerih payahnya membuahkan hasil. Alin sekarang sudah bisa membiayai hidup dan pendidikannya sendiri," kata Yuli dengan mata berkaca-kaca.
Menurut Yuli, omzet harian angkringan milik putrinya kini mencapai Rp600.000 hingga Rp700.000 per hari. Sebuah pencapaian luar biasa untuk seorang remaja yang baru saja lulus sekolah menengah kejuruan. Tak hanya membantu keuangan keluarga, pendapatan dari angkringan ini juga disiapkan Alin untuk membiayai kuliahnya yang akan datang.
Semangat dan kerja keras Alin pun mendapat dukungan luas dari masyarakat sekitar. Salah satu tokoh lokal yang juga ikut memberi semangat adalah Ketua Sanggar Senam Cantik di desa tersebut, Embak Ida.
"Saya bangga sekali melihat semangat Alin. Masih muda, tapi sudah punya visi dan niat kuat untuk meringankan beban orang tuanya. Saya kenal baik dengan dia dan ibunya. Mereka sangat akrab, seperti kakak beradik. Dalam hal bisnis maupun kegiatan lain seperti senam, mereka selalu kompak dan saling mendukung," ujar Embak Ida.
Kisah Alin kini menyebar di berbagai media sosial, mengundang simpati dan pujian dari banyak warganet yang terinspirasi oleh tekad dan kemandirian gadis muda ini. Tak sedikit netizen yang memberikan komentar positif dan menyatakan kekaguman atas keteguhan hati Alin.
"Salut banget sama Alin. Anak muda sekarang harusnya seperti ini, nggak malu kerja keras demi masa depan," tulis akun Instagram @inspirasiJember.
"Semoga usahanya makin sukses dan kuliahnya lancar ya, Alin. Semangat terus!" komentar akun lainnya.
Melalui usaha angkringan ini, Alin membuktikan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk mandiri dan sukses. Ia telah menjadi contoh nyata bahwa dengan kemauan, kerja keras, dan dukungan keluarga, mimpi setinggi apapun bisa diraih—bahkan dari sebuah warung sederhana di pinggir jalan.
Kini, angkringan milik Alin bukan sekadar tempat makan, tetapi juga menjadi simbol harapan dan inspirasi bagi banyak anak muda di Jember dan sekitarnya. Bukan tidak mungkin, dari gerobak kecil di pinggir jalan inilah, Alin akan membangun impian besar dan meraih kesuksesan yang lebih tinggi lagi di masa depan. (h3r, r1c)