Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com - Bagi warga menengah ke bawah, selisih harga Rp. 2.000 sangat berarti untuk tambahan di dapur. Itulah alasan warga datang ke markas Kepolisian Resort (Polres) Jember, bukan melapor tapi ke Pasar Murah untuk membeli sembako.
Pasar murah ini bukan semata soal harga, Ia menjadi ruang pertemuan, di mana polisi dan warga tanpa sekat. Tidak ada laporan kriminal, tidak ada sidik jari atau berkas perkara. Yang ada hanyalah tumpukan sembako, obrolan ringan, dan wajah lega masyarakat yang pulang membawa belanjaan.
Bagi warga, setiap butir beras adalah simbol kepedulian. Bagi polisi, setiap senyum warga yang muncul dari balik kantong belanja adalah bentuk keberhasilan—bahwa tugas mereka bukan hanya menjaga keamanan, melainkan juga menjaga keberlangsungan hidup masyarakat.
Pasar Murah ini atas kerja sama dengan pemerintah daerah dan distributor pangan. “Kalau bisa dapat beras sama minyak goreng saja sudah lumayan senang,” kata Herianto, seorang driver ojol, sambil mengusap peluh yang menetes di keningnya, namun tetap semangat Jum'at (5/9/2025) pagi.
Ketika gilirannya tiba, Herianto melangkah mantap. Ia keluar dari antrean dengan wajah lega, menggenggam dua bungkus beras dan sebotol minyak goreng. “Bener-bener membantu, semoga sering-sering ada,” ucapnya, sambil menyalakan motor untuk kembali bekerja mengais rejeki.
Di belakangnya, Fani driver Shopee Food, terlihat sesekali ia bercanda dengan rekannya, membuat suasana antrean tidak terasa menegangkan. “Walau pembeliannya dibatasi, tapi tetap terasa sangat membantu. Terima kasih untuk Polres Jember,” katanya sambil tersenyum.
Kapolres, AKBP Bobby A Condroputra, Wakapolres dan jajaran tampak berbaur dengan warga, menyapa satu per satu, memastikan semua berjalan tertib. “Polisi hadir bukan hanya untuk keamanan, tapi juga untuk menjawab kebutuhan masyarakat sehari-hari,” tegas Bobby, disambut tepuk tangan. (*)
