
Guru
juga harus memiliki jiwa asuh terhadap anak didik dengan baik. Perlakuan anak
didik seperti orang tua terhadap anak seharusnya diberikan agar mental anak
yang dalam masa pertumbuhan tidak terganggu.
Seperti
halnya yang di alami Tito Bahtiar Alfian (14) warga Dusun Karajan Desa Tanggul
Wetan Kecamatan Tanggul. Karena tidak mengikuti pelajaran bahasa daerah dengan
baik malah mendapat perlakuan kasar dari oknum guru.
Dalam
pengakuannya Tito sapaan akrab siswa kelas 9 SMPN 3 Tanggul ini mengatakan, “kejadian
pertama tanggal 18 September mas yang kedua tadi Rabu (2/10), bu guru (Erni
Supriatin) mengolok-olok saya dengan kata-kata kasar kepada saya seperti bodoh,
ibarat patung yang di kasih nyawa, hp yang gak ada chasingnya, “ kata Tito.
Masih
kata Tito, “ saya malu mas ucapan b Erni ke saya di depan muka saya karena saya
bahasa daerahnya tidak menguasai. Saya malu mas di depan teman-teman sekelas di
kata-katai kasar dengan bu Erni, “ imbuhnya.
Orang
tua Tito, Fifin Four Indarwati saat di
klarifikasi mengungkapkan kekecewannya, “ saya selaku orang tua dari Tito
sangat kecewa mas dan tersinggung dengan ucapan b Erni. Gak pantas guru atau
pendidik mengaluarkan kata-kata kasdar seperti itu kepada siswa didik. Di
keluarga kami tidak pernah ada kata-kata bodoh terucap, manusia itu tidak ada
yang bodoh yang ada belum bisA, “ kesal Fifin.
Erni
Supriatin saat di konfirmasi terkait ucapanya, awalnya menyangkal namun saat di
klarifikasi ulang mengakui ucapannya. “tapi yang hp tanpa chasing tidak mas.
Saya ngomong begitu bukan ke hanya keTito tapi ke semua murid di kelas. Sementara
Kepala SMPN 3 Tanggul Drs Urivan sedang tidak ada di tempat. (midd)