Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Pelanggaran laka lantas operasi patuh 2018 Satlantas
Polres Jember sejak 26 April hingga 9 Mei 2018 lalu, mengalami kenaikan
signifikan, naik 24% dari operasi patuh tahun 2017.
Selama kurun waktu 14
hari, sedikitnya 4.635 surat tilang “Tidak hanya pada pelanggaran, namun dari
beberapa kejadian juga mengalami peningkatan. Demikian disampaikan Kasatlantas
Polres Jember AKP. Prianggo Malau Parlindungan kepada sejumlah media, Sabtu,
(12/5/2018).
“Ini sangat ironis sekali,
hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas hingga saat
ini masih sangat rendah, bahkan dari 60 pelanggar yang tidak memiliki SIM, 40
diantaranya adalah anak yang masih di bawah umur,” Jelasnya.
Disamping itu, angka
kejadian lalu lintas menurutnya juga naik sekitar 133%. Jika tahun 2017 ada sekitar
24 kejadian, tahun 2018 bertambah menjadi 43 kejaian, kenaikan sekitar 79,1%,
begitu juga korban meninggal dunia akibat laka lantas, pada 2017 3 korban, tahun
2018 tercatat 7 korban meninggal.
“Ke depan kami akan terus
meningkatkan operasi dan akan memberlakukan tindakan khusus terhadap pengendara
dibawah umur, karena dari banyaknya kejadian, 50% lebih disebabkan pengendara
yang belum memiliki SIM, dan sebagian besar terjadi pada anak dibawah umur,”
ujar Kasatlantas.
Untuk memberikan efek jerah,
tidak hanya meilang, tapi juga akan memanggil orang tuanya untuk pembinaan. Satlantas
juga akan memasang beberapa replika mobil patroli, petugas maupun lampu
peringatan di beberapa titik yang dianggap black spot yang ada di daerah
Jember, khususnya menghadapi arus mudik.
“Ada 3 titik yang paling
rawan angka kecelakaanya, yaitu di Pakusari, Tanggul dan Bangsalsari, pada
titik yang rawan itu nanti kami akan memasang replika kendaraan polisi dan
petugas, dengan harapan warga akan lebih berhati-hati saat melintas,” tambahnya.
Selain memasang replika,
Satlantas Polres Jember juga melatih warga sekitar lokasi dalam penanganan
korban laka lantas, sehingga korban yang mengalami luka berat bisa segera
tertolong oleh warga dan tidak menimbulkan korban jiwa.
“Pada titik titik black
spot, kami selain menempatkan beberapa petugas, kami juga memerikan pelatihan
kepada warga dalam memberikan pertolongan pertama, terutama kepada korban luka
berat, hal ini diharapkan bisa mengurangi resiko korban meninggal dunia,”
pungkas Kasatlantas.