Translate

Iklan

Iklan

RIBUAN PETANI TEMBAKAU DAN CENGKEH SE-JATIM, Desak Pemerintah, agar Tidak Meratifikasi FCTC Dari WHO.

10/01/10, 14:17 WIB Last Updated 2013-12-08T18:18:33Z
Tembakau dan cengkeh, tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan petani. Bahkan sudah menjadi budaya dan andalan bangsa Indonesia yang sudah turun-temurun. Karena merupakan industry padat karya, yang melibatkan banyak orang. Kebijakan lembaga internasional yang melarang, jelas akan mengancam eksistensi dan keberlangsungan hidup industry, buruh, petani tembakau dan cengkeh di Indonesia.

Selama ini Indonesia dikenal sebagai produsen rokok terbesar di dunia. Jika Rekomendasi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Produk Tembakau (Framework Convention on Tobacco Control/FCTC) dari World Health Organization's (WHO) dilaksanakan. Seluruh buruh, petani tembakau dan cengkeh serta industry hasil tembakau lainnya jelas akan terancam eksistensinya, tidak saja Indonesia tetapi juga di didunia.

Demikian disampaikan sekretaris Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia, Deradjat Kusumanegara usai acara peringatan Hari Petani Tembakau Asia berupa Karnaval Budaya Petani Tembakau” Rabo,(29/9) di Surabya

Rekomendasi FCTC WTO khususnya rancangan pedoman pasal 9 dan 10 serta Rekomendasi pasal 17 dan 18”. yang melarang penggunaan bahan kandungan pembuatan rokok selain daun tembakau (Saos, cengkeh dll; red) dan bertujuan memberikan alternatif terhadap petani tembakau. Menurut Derajat,hal tersebut jelas sangat merugikan, bukan hanya produksen tapi juga menyangkut nasip enam juta rakyat Indonesia yang hidupnya bergantung dari hasil tembakau. Artinya rokok kretek tidak bisa dipasarkan di Negara lain।

Bukan hanya itu saja, Jika FCTC ini dilaksanakan, pendapatan Negara triliunan rupiah dari hasil cukai juga akan terancam. Berdasarkan data tahun tahun 2009 pendapatan cukai sekitar 55 terilyun rupiah dan tahun 2010 sebesar 70 Terilyun rupiah।

Kami bersyukur bahwa pemerintah Indonesia belum dan jangan sampai meretifikasi atau aksesi FCTC ini. Karena dampaknya bukan dalam kontek pengendalian lagi tapi sudah dalam kontek memantikan. Untuk itu kami akan terus melawan sampek dengan titik optimum। Tegasnya.


Sedangkan Ketua Devisi Advokasi AMTI Soeseno menyampaikan bahwa Peringatan Hari Petani Tembakau Asia ini dilakukan serentak Surabaya dan Jakarta, serta di negara lainya seperti; Malaysia, Thailand, Filipina, Korea Selatan dan India

Dengan harapan, meminta dukungan pemerintah dari masing-masing negara untuk menolak rancangan pedoman pasal 9 dan 10 serta Rekomendasi pasal 17 dan 18”. yang akan dibahas bulan November mendatang di Uruguay. Karena pasal tersebut jika diberlakukan akan membunuh, petani tembakau dan cengkeh di Indonesia। Keluhnya.

Acara Gelar Seni Budaya yang di ikuti ribuan petani tembakau dan cengkeh yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), dan Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI). Dan SPSI RTNM ini menampilkan kesenian tradisional dari masing-masing daerah।

Kesenian Patrol dari Jember, Remong dari Surabaya, Reok Ponorogo, Tari pecut dari Situbondo, Sronen Pamekasan Madura Gandrung dari Banyuwangi, dan beberapa kesenian tradisional lainnya. Dengan berjalan kaki yang dimulai dari depan Tuguh Pahlawan Surabaya sampai depan kantor Gubernur Jatim।


Pada akhir aksinya, ribuan petani tembakau dan cengkeh menyampaikan PETISI yang disampaikan langsung oleh Ketua APTI Abdus Setiawan kepada Gubenur Jawa Timur Sukarwo melalui Kepala Dinas Perkebunan Jatim Syamsul Arifin untuk disampakan kepada WHO melalui presiden SBY agar FCTC tidak ditandatangani oleh pemerintah indonesia.

Syamsul menyampaikan apresiasinya dengan adanya aksi ini. Pasalnya “Jawa timur telah memberikan kontribusi yang luar biasa, ada 50% kontribusi dari hasil tembakau ini yang disumbangkan kepada nasional. Untuk itu Syamsul berjanji akan segera menyampaikan PETISI ini kepada Presiden melalui Gubenur, agar disampaikan ke WHO।

Usai acara aksi ini beberapa (usai acara Musrenbang; red) di Hotel Bumi Surabaya. Petisi itu. "Kita mendukung penolakan FCTC WHO itu.Tegasnya. (Eros).

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • RIBUAN PETANI TEMBAKAU DAN CENGKEH SE-JATIM, Desak Pemerintah, agar Tidak Meratifikasi FCTC Dari WHO.

Terkini

Close x