(Oleh : Jala Paser)
Biar terbungkus peti emas sekalipun,
bangkaimu tercium juga.
Akan lari kemana kau…. dan akan sembunyi di balik apa…………..???
Sungguh kacamata-kacamata yang ambigu, ambigu……ambigu.Akan lari kemana kau…. dan akan sembunyi di balik apa…………..???
Rekayasa-
rekayasamu meracuni, bahkan meniadakan yang ada.
Seolah hanya kau saja yang hidup, yang lain kebendaan semata.
Seolah hanya kau saja yang hidup, yang lain kebendaan semata.
Membuatmu tak lagi ada pikir-memikir, rasa-merasa, gerak-menggerak.
Yang ada mematikan yang hidup, bukan menghidupkan yang mati.
Bukan hanya kejam, tapi sadis dan mengerikan makhluk-makhluk.
Hai Bedebah…..! Perisaimu kini patah oleh busur-busur tertindas.
Saatnya menunggu tanganmu berhenti jadi komando.
Hai…
kau yang pintar tapi bodoh. Lihatlah …………!!!
Bara akan menyala jadi api, lalu membakarmu.
Hingga keluarga dan kucingmu akan menangis …..
Lebih parah dari tangisan rakyat yang tak kau dengar.
Hati-hati bodoh ……!!!
Massa dan gerakan massa akan terus bergerak memborgolmu.
Hancurkan perisai-perisai angkaramu dengan segel di tangan.
Seperti waktu yang lalu, ……………
Bara akan menyala jadi api, lalu membakarmu.
Hingga keluarga dan kucingmu akan menangis …..
Lebih parah dari tangisan rakyat yang tak kau dengar.
Hati-hati bodoh ……!!!
Massa dan gerakan massa akan terus bergerak memborgolmu.
Hancurkan perisai-perisai angkaramu dengan segel di tangan.
Seperti waktu yang lalu, ……………
Segel…. segel…. terus disegel dan tersegelkan ……
Sebagai bonus ketidaktegasan dari kebijakanmu yang prematur.
Mata rakyat yang beragam maknanya itu
Adalah cermin kebohonganmu…………
Mata rakyat adalah cermin kerakusanmu………
Mata rakyat adalah cermin wajah bopengmu…..
Sosok yang tak mampu lindungi rakyaknya...
Kau… kau …..dan kau lagi.
Sosok yang tak mampu membela rakyatnya.
Bagimu rakyat ibarat daging empuk
Bagimu rakyat ibarat cacing-cacing
Bagimu rakyat adalah bola – bola
Sewaktu-waktu siap disantap, siap jadi umpan, lalu kau tendang.