Infrastruktur jalan dan
transportasi juga menjadi kendala. “Bisnis property di Jember ini sangat
menjanjikan terlebih adanya JSG (Jember Sport Garden,red) dan JFC (Jember
Fashion Carnival, red), hanya system perizinan yang diterapkan menjadi factor
menghambat laju pertumbuhan perumahan itu sendiri”, ujar Ida Solfiah, SE Direktris
PT. Surya Jaya Land selaku Developer dibidang perumahan Rabo (12/2).
jika di kota lain seperti
Malang, menurut Solfiah perizinan sudah menggunakan system satu atap sehingga
prosesnya bisa cepat selesai, tapi di Jember bisa membutuhkan waktu paling
cepat satu bulan melalui jalur normal itupan kadang lebih,” Keluhnya
Kondisi di Jember menurut Fifi
panggilan akrab Ida Solfiah juga masih belum bisa sejalan dengan instruksi
Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) terutama dari sisi Infrastruktur, “Saat ini
pemerintah ingin mengadakan rumah murah untuk MBR (Masyarakat Berpenghasilan
Rendah) dengan menggandeng developer agar menyediakan rumah murah seharga 80
jutaan, tapi untuk di Jember agak sulit karena untuk daerah perkotaan harga
tanah sudah mahal, bayangkan dengan uang sebesar itu apa bisa memiliki rumah
dan tanah, makanya saya sebagai developer berusaha untuk bisa mewujudkan itu”
ujar Fifi
Menurut Fifi, saat ini
harga tanah di perkotaaan seperti di Kelurahan Tegal Besar per meternya sudah
menembus Rp.500 rb/meternya sedangkan dalam peraturanya Menpera untuk luas
Kavling Minimal 60 m2, jika ada harga tanah murah seperti di daerah Bintoro
terkendala dengan Infrastruktur yang tidak memadai.
“Ada harga tanah murah
tapi tidak disertai Infrastruktur yang memadai juga menjadi kendala, tidak
hanya itu belum jelasnya Perda RTRW juga menghambat, kemarin saya mau membangun
perumahan di daerah Wirowongso dekat Bandara tapi ditolak” Tambahnya
Sedangkan di perkotaan
sudah penuh dengan perumahan, padahal perumahan di Jember menjadi investasi
yang menjanjikan lho, banyak orang luar Jember yang membeli rumah di sini hanya
untuk anaknya yang akan kuliah,” pungkas Wanita berjilbab ini. (edw).