
Kades Mumbulsari datang ke
Kejari Jember Senin (26/1) dengan
dikawal ratusan warganya, mereka merasa adanya provokator dari permasalahan
tersebut. Suhermanto, tokoh masyarakat Mumbulsari, mengatakan jika pihak warga
tidak terima jika Kadesnya dilaporkan menggelapkan uang bedah rumah dan
tunjangan guru ngaji.
“Semua itu tidak benar,
sebab dari ratusan warga yang hadir disini, ada warga yang mendapatkan program
bedah rumah dan tidak ada masalah dari bantuan tersebut. Semuanya telah
diprovokatori oleh orang yang kalah dalam Pilkades kemarin,” ungkapnya kepada
wartawan, kemarin.
Suhermanto menjelaskan lagi,
jika warga yang datang ke kantor Kejari ini tidak ada unsur paksaan sama
sekali, semuanya atas keinginan sendiri. Menurut Suhermanto, saat ini warga
merasa resah dengan adanya hal seperti ini.
Ya jelas kami resah, wong
Kades itu hanya sebagai orang yang memberikan stempel saja. Pada program bedah
rumah itu sudah ada petugasnya masing-masing, jadi Kades tinggal menyetujui
saja,” bebernya.
Situasi kondisi di Desa
Mumbulsari saat ini dibilang agak sedikit memanas. Kata Suhermanto, warga
sangat tidak terima dengan adanya provokator masuk ke desanya. Yang biasanya
kegiatan warga bekerja dengan nyaman, sekarang ini agak mulai resah dengan
berbagai omongan-omongan untuk tidak percaya terhadap Kadesnya.
“Wong sekatrang sudah ada
pengadilan, biar proses ini yang berjala, jangan sampai mempengaruhi warga
lainnya untuk memusuhi Kadesnya. Yang kami takutkan adalah terjadi perang
saudara, kita serahkan kepada pihak yang berwajib saja,” tambahnya.
Dipaparkan pula jika
kedatangan warga itu hanya untuk mendukung secara moral kepada pimpinan
desanya.
Sementara itu, ditempat
yang sama, Abdul Halim, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Mumbulsari,
mengutarakan jika program bedah rumah yang dilaksanakan pada tahun 2013
tersebut tidak menemukan sebauh permasalahan.
“Itu semua sudah selesai
dibangun kok, setiap rumah itu mendapatkan bahan senilai Rp 5 juta. Dan ada
sekitar 50 orang penerima,” ujar Halim saat itu.
Dari jumlah 50 orang
penerima, menurut Halim tidak ada satupun warga yang melaporkan terkait penggelapkan
dana program bedah rumah tersebut. Pihak Kejari sampai berita ini tayang, masih
belum dapat dimintai keterangan.