Menurut Soeseno, berdasarkan
hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) keuangan 2014, tidak disebutkan
kalau perusahaan milik Pemkab Jember itu akan bangkrut. "Hanya disebutkan
kalau pengelolaan tidak maksimal dan tidak efisien. Tidak ada penilaian
bangkrut," ujarnya di ruang Badan Musyawarah Jumat (20/2).
Menurut nya saat dirinya
menjadi Pengawas, setiap tiga bulan sekali memeriksa kondisi cash flow keuangan
perusahaan secara general. Kalau ada yang membahayakan kondisi keuangan, maka
segera dicarikan solusi. jelasnya
didepan rapat yang digelar Panitia Khusus (Timsus) Perusahaan Daerah Perkebunan
(PDP) Kahyangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember Jawa Timur.
Dulu menurut ketua STIE Milik
Yayasan Petani Jember ini bahwa pengawas PDP kayangan terdiri dari seorang
Birokrasi dan dua orang professional. Sehingga jika terjadi permasalahnan yang
mengancam PDP dirinya dan dua pengawan lain langsung merespun, Nggak tau sekarang
apa komposisi pengawas masih tetap seperti itu.
"selama saya menjadi
Pengawas, kondisi keuangan baik-baik saja. Saat PDP harus membayar tali asih
sebesar Rp 1 Miliar kepada warga Ketajek, kami menulisnya itu sebagai hutang
Pemkab dan Pemkab harus membayarnya meskipun dengan cara setoran pendapatan PDP
ke Pemkab dikurangi," kata Seno.
Karenanya ia tidak percaya
kalau PDP Kahyangan bangkrut. Untuk memastikan itu, ia mengharapkan anggota
Pansus untuk mengecek alur cash flow keuangan PDP sejak Tahun 2012, 2013 dan
2014. Dari situ akan diketahui pemasukan dan pengeluaran perusahaan.
"Itu harus dijelaskan
secara rinci. Selain itu juga harus dilakukan audit investigasi oleh BPK. Contoh
ada berapa tanaman yang mati dan kenapa mati. Kabarnya yang mati nilainya sampai
3,5 Miliar, kok bisa., anehnya mati kok masih tetap ada pembiayaan yang
dikeluarkan. Ini pasti ada persoalan manajemen " tegas Seno.
Soseno juga sedikit heran,
kenapa lembaga audit rutin PDP Kahyangan mulai dirinya menjabat sampai sekarang
tetap dilakukan lembaga yang sama. “Dulu waktu saya menjabat, audit rutin
dilakukan oleh lembaga ini, sekarang tetap yang ini juga, yah… ndak tau saya
maksudnya” Tambahnya
Hal senada juga
disampaiakan Suhandoyo , saat ia menjadi salah satu direktur, kondisi tanaman
sehat sehingga dapat menyetor Pendapatan Asli Daerah (PAD) sesuai target.
Bahkan, saat itu PDP Kahyangan mampu memberi pinjaman kepada Pemkab Jember
sekitar Rp 4 miliar untuk dana sewa pesawat yang dijanjikan akan dibayar dalam
kurun waktu sebulan.
Saat itu, kondisi keuangan
PDP juga cukup bagus sehingga tidak pernah menggunakan dana cadangan atau deposito.
Bahkan, THR dan pendapatan lain-lain untuk karyawan dan jajaran direksi cukup
lumayan. Masing-masing Direksi saat itu mendapatkan Jasa Produksi (Jasprod)
sekitar Rp 150 juta.