
Konflik ini dipicu oleh ucapan salah satu warga yang bernama Edi
alias P Wasik salah satu anggota jamaah sholawat asuhan Ustad Surur, saat itu,
Edi mengatakan kepada beberapa warga jika imam sholat Jumat di Masjid
Baiturrohman dipimpin Djunaedi, sholatnya tidak sah.
Ucapan Edi ini membuat resah. Kades Sukorejo Rudianto mengatakan, gara-gara ucapannya, nyaris
terjadi bentrok
dua kubu, “Kami sangat
menyesalkan kejadian
ini, beruntung kami segera koordinasi
dengan pihak kepolisian dan Koramil sehingga gesekan dua golongan jamaah
bisa dihindari,” ujar Rudianto.
Pertemuan
yang bertempat di Balai Desa
Sukorejo, pihak Desa bersama dengan Kapolsek, Danramil, Camat dan intel dari
kodim dan Polres serta beberapa ulama berusaha mendamaikan kedua pihak yang
bertikai.
Kapolsek
Sukowono,AKP. Ahmad Zainuri juga mengungkapkan jika konflik yang terjadi di
Desa Sukorejo hanya salah paham dan persaingan, “Konflik di desa Sukorejo itu
karena ada kecemburuan dan ketidak sukaan, salah satu kelompok menyebut kalau
ajaran jamaah sholawat melakukan ajaran sesat karena hanya untuk mencari
kekayaan, sedangkan kelompok lainnya menyebut kalau sholat jumat di Masjid
milik jamaah lainnya tidak sah, hal inilah yang menyebabkan ada gesekan,” ujar
mantan Kanitlaka lantas kepada sejumlah wartawan.
Zainuri juga
berpesan kepada kedua jamaah sholawat yang hadir agar tetap menjaga keamanan
desa, dan pihaknya akan terus memantau kondisi desa serta meningkatkan
keamanannya, karena meskipun kedua kelompok sudah bisa didamaikan, tidak
menutup kemungkinan masih ada yang tidak terima.
(eros)