
Mereka
mengecam keras segala bentuk premanisme dan kekerasan kepada wartawan. "Aksi yang kami gelar ini, tak hanya
mengutuk sebuah tindakan yang menciderai Demokrasi. Kami juga bermaksud
menegaskan kepada semua element masyarakat, jika Jurnalis Bukan Teroris". Teriak ruly koordinator aksi berapi-api
Ancaman
penganiayaan kepada seorang jurnalis tak seharusnya dilakukan oleh seorang
kepala desa, " aparat penegak hukum, harus melanjutkan kasus yang telah kami laporkan ke polisi,
secara adil, obyektif dan transparan. Jika tidak, kami akan terus
melawan." Pekik wartawan Radar Jember.
Desakan serupa disampaikan pemimpin redaksi SuaraJatim Post Maz imam, Disamping menuntut pelaku diproses hukum, Imam meminta polisi melindungi Puji dan keluarganya, "Pihak kepolisian wajib memberikan rasa aman dan nyaman kepada Puji, ingat kami dilindungi undang-undang dalam menjalankan tugasnya" Teriaknya.
Desakan serupa disampaikan pemimpin redaksi SuaraJatim Post Maz imam, Disamping menuntut pelaku diproses hukum, Imam meminta polisi melindungi Puji dan keluarganya, "Pihak kepolisian wajib memberikan rasa aman dan nyaman kepada Puji, ingat kami dilindungi undang-undang dalam menjalankan tugasnya" Teriaknya.
Aksi ini
langsung ditemui Camat Tanggul M. Yusuf didampingi Kapolsek Tanggul
dia sangat menyayang kan kejadian ini "kami menginginkan
masalah ini islah karena dianggap salah paham, kami sudah mengubungi kepala
desa, beliau dengan kerendahan hati mau meminta maaf
atas kejadian ini " ungkapnya .
Tak lama berselang kepala desa datang, dihadapan Muspika dan wartawan Kepala desa meminta maaf secara terbuka yang dilanjutkan dengan jumpa pers " Kami manusia biasa mas kami tidak lepas dari masalah tolong kami diingatkan " Agus ungkap kades Tanggul Kulon tersebut.
Upaya negosiasi sedikit alot dikarenakan peristiwa ini bukan hanya terjadi sekali ini, tapi juga menimpa wartawan lain yang sedang melakukan peliputan daerah Tanggul kulon, ini merupakan pengekangan pada kebebasan pers.
Ketua FWLM Jember Ihya ulumudin,S.H mengungkapkan " Kejadian ini bisa dijadikan pelajaran dan efek jera kepada oknum yang melakukan pengancaman kepada profesi wartawan, dan ini merupakan cermin bagi para oknum pejabat yang anti pati dan menganggap rendah wartawan " ungkapnya.
Para pejuang pena jember mempunyai komitmen akan melawan siapapun yang mencoba menghalangi peliputan selama tidak bertentangan dengan Kode Etik Jurnalistik. Semoga peristiwa yang sama tidak terulang lagi kepada jurnalis lainnya.
Tak lama berselang kepala desa datang, dihadapan Muspika dan wartawan Kepala desa meminta maaf secara terbuka yang dilanjutkan dengan jumpa pers " Kami manusia biasa mas kami tidak lepas dari masalah tolong kami diingatkan " Agus ungkap kades Tanggul Kulon tersebut.
Upaya negosiasi sedikit alot dikarenakan peristiwa ini bukan hanya terjadi sekali ini, tapi juga menimpa wartawan lain yang sedang melakukan peliputan daerah Tanggul kulon, ini merupakan pengekangan pada kebebasan pers.
Ketua FWLM Jember Ihya ulumudin,S.H mengungkapkan " Kejadian ini bisa dijadikan pelajaran dan efek jera kepada oknum yang melakukan pengancaman kepada profesi wartawan, dan ini merupakan cermin bagi para oknum pejabat yang anti pati dan menganggap rendah wartawan " ungkapnya.
Para pejuang pena jember mempunyai komitmen akan melawan siapapun yang mencoba menghalangi peliputan selama tidak bertentangan dengan Kode Etik Jurnalistik. Semoga peristiwa yang sama tidak terulang lagi kepada jurnalis lainnya.
Untuk
mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, Aksi damai ini mendapatkan
pengawalan ketat dari aparat Kepolisian dan TNI aksi sempat mengalami
ricuh disaat ada oknum yang tidak dikenal mengambil gambar, dengan kesigapan
aparat dan ketegasan koordinator massa berhasil ditenangkan.