
Sejumlah warga mengeluh, karena jembatan kayu dan bambu itu dianggap
berbahaya. Bukawi (63) misalnya, warga Desa Patokan, Kecamatan Bantaran ini
mengaku khawatir. Menurutnya, jembatan ini kurang kuat serta tiang penyangganya
sudah tak mampu lagi untuk menahan beban.
Apalagi, kata dia, sisi
sungai yang tergerus air paska banjir lahar dingin dari gunung bromo beberapa
waktu lalu menambah was-was, “saya berharap semoga jembatan ini segera
diperbaiki, agar ekonomi masyarakat dua kecamatan dapat pulih kembali,” terangnya,
Selasa (10/3/2015).
Namun sayang, saat beberapa
wartawan menhubungi Pemerintah Desa (Pemdes) Patalan, Kecamatan Wonomerto tidak
dapat ditemui. Pasalnya saat itu, Kepala Desa Patalan tidak sedang berada di
tempat. Rumahnya pun juga terlihat tertutup rapat. (Juned/SJP).