
Pasalnya
tren perubahan pola distribusi pembaca media semakin
banyak beralih ke media
online. Bagaimana media cetak di Amerika mengalami
penurunan penjualan karena pembaca semakin banyak beralih mengonsumsi informasi dari media online.
Demikian
disampaikan Kholid Rafsanjani,
Badan Pekerja Media PPMI Nasional dan Arif Rahman Hakim, pengembang website sekaligus mantan Badan Pekerja
PPMI Nasional tahun 2011-2013. dalam Pelatihan dan Temu
Alumni Pers Mahasiswa Jember, Jumat, 30 Oktober 2015.
Kholid mengatakan
bahwa dari 18 LPM di jember, rupanya masih sedikit yang berpartisipasi aktif
mengembangkan media online. “Bahkan
ada yang masih belum punya media online
karena keterbatasan sumber daya,” kata Kholid.
“Kebanyakan
aktivis pers mahasiswa masih berfokus pada penggarapan media cetak, baik itu
majalah , buletin, atau media tempel. Karena itu pelatihan ini sangat penting,
karena bisa menstimulasi pers mahasiswa agar mulai mengembangkan media online,” jelas Kholid.
Kholid juga
menyampaikan bahwa beberapa lembaga riset di Amerika menyebutkan bahwa media
cetak mengalami penurunan yang drastis, dipengaruhi oleh minat baca dan iklan
yang masuk di media cetak. Iklan lebih sering masuk di media digital dibandingkan
media cetak.
Amerika juga
mengalami penurunan drastis tahun 2008-2013. “Newspaper Association of
America dan Internet Advertising
Burea, lembaga studi media di Amerika telah merilis data tren penurunan
ini. Beberapa hal terjadi karena pengaruh perubahan minat baca, keterbacaan
isi, dan pengiklan yang banyak beralih ke bentuk digital,” jelasnya.
Selanjutnya pers
mahasiswa, kata Kholid, tak perlu khawatir dengan kecepatan atau tempo kerja
media umum yang setiap hari dan setiap jam selalu punya konten baru. “Pers
Mahasiswa bisa menyiasati hal itu dengan update
konten yang berbobot, lebih berimbang, dan layak dibaca oleh publik. Sertai
analisis dan data yang lebih kuat,” tambahnya.
Sementara itu,
Arif Rahman Hakim memaparkan beberapa fasilitas pengelola website yang sebaiknya digunakan untuk mengelola media online. Tekologi Content Management System (CMS) pun sudah semakin canggih. “Hosting
dan domain sekitar 300 ribu rupiah
per tahun, lebih murah dibandingkan media cetak yang harus cetak sekian ribu eksemplar
dengan biaya juataan rupiah,” tambah Arif. Ia juga menambahkan bahwa perlu adanya
tim pengembang website dan sosial
media ketika menyebarkan isu tertentu kepada pembaca.
Manajemen redaksi untuk media
online sangat sederhana. Kholid mengatakan bahwa yang penting ada ruang diskusi redaksi untuk
menentukan pemberitaan di media online.
Dari situ ada topik yang bermunculan untuk diberitakan dalam media online. “Perlu
membuat agenda (timeline) atau target pengisian konten berapa banyak konten yang
ditampilkan per hari atau per minggu.”
Panitia pelaksana
kegiatan, Fais Ridho Alamsyah, mengatakan agenda ini bertujuan untuk memberikan
ruang diskusi pada penggiat pers mahasiswa. Selain sebagai langkah pengembangan
sumber daya pers mahasiswa agar bisa meningkatkan kualitas jurnalismenya di
tengah persaingan media yang begitu ketat.(*)