Translate

Iklan

Iklan

Peluang Pers Mahasiswa Di Era Digital

10/30/15, 21:00 WIB Last Updated 2015-11-06T05:42:08Z
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Menyikapi perkembangan media yang begitu pesat, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) mengajak Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) lebih aktif mengelola media online.

Pasalnya tren perubahan pola distribusi pembaca media semakin banyak beralih ke media online. Bagaimana media cetak di Amerika mengalami penurunan penjualan karena pembaca semakin banyak  beralih mengonsumsi informasi dari media online.

Demikian disampaikan Kholid Rafsanjani, Badan Pekerja Media PPMI Nasional dan Arif Rahman Hakim, pengembang website sekaligus mantan Badan Pekerja PPMI Nasional tahun 2011-2013. dalam Pelatihan dan Temu Alumni Pers Mahasiswa Jember, Jumat, 30 Oktober 2015.

Kholid mengatakan bahwa dari 18 LPM di jember, rupanya masih sedikit yang berpartisipasi aktif mengembangkan media online. “Bahkan ada yang masih belum punya media online karena keterbatasan sumber daya,” kata Kholid.

“Kebanyakan aktivis pers mahasiswa masih berfokus pada penggarapan media cetak, baik itu majalah , buletin, atau media tempel. Karena itu pelatihan ini sangat penting, karena bisa menstimulasi pers mahasiswa agar mulai mengembangkan media online,” jelas Kholid.

Kholid juga menyampaikan bahwa beberapa lembaga riset di Amerika menyebutkan bahwa media cetak mengalami penurunan yang drastis, dipengaruhi oleh minat baca dan iklan yang masuk di media cetak. Iklan lebih sering masuk di media digital dibandingkan media cetak.

Amerika juga mengalami penurunan drastis tahun 2008-2013. “Newspaper Association of America dan Internet Advertising Burea, lembaga studi media di Amerika telah merilis data tren penurunan ini. Beberapa hal terjadi karena pengaruh perubahan minat baca, keterbacaan isi, dan pengiklan yang banyak beralih ke bentuk digital,” jelasnya.

Selanjutnya pers mahasiswa, kata Kholid, tak perlu khawatir dengan kecepatan atau tempo kerja media umum yang setiap hari dan setiap jam selalu punya konten baru. “Pers Mahasiswa bisa menyiasati hal itu dengan update konten yang berbobot, lebih berimbang, dan layak dibaca oleh publik. Sertai analisis dan data yang lebih kuat,” tambahnya.

Sementara itu, Arif Rahman Hakim memaparkan beberapa fasilitas pengelola website yang sebaiknya digunakan untuk mengelola media online. Tekologi Content Management System (CMS) pun sudah semakin canggih. Hosting dan domain sekitar 300 ribu rupiah per tahun, lebih murah dibandingkan media cetak yang harus cetak sekian ribu eksemplar dengan biaya juataan rupiah,” tambah Arif. Ia juga menambahkan bahwa perlu adanya tim pengembang website dan sosial media ketika menyebarkan isu tertentu kepada pembaca.

Manajemen redaksi  untuk media online sangat sederhana. Kholid mengatakan bahwa  yang penting ada ruang diskusi redaksi untuk menentukan pemberitaan di media online. Dari situ ada topik yang bermunculan untuk diberitakan dalam media online. “Perlu membuat agenda  (timeline) atau target pengisian konten berapa banyak konten yang ditampilkan per hari atau per minggu.”

Panitia pelaksana kegiatan, Fais Ridho Alamsyah, mengatakan agenda ini bertujuan untuk memberikan ruang diskusi pada penggiat pers mahasiswa. Selain sebagai langkah pengembangan sumber daya pers mahasiswa agar bisa meningkatkan kualitas jurnalismenya di tengah persaingan media yang begitu ketat.(*)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Peluang Pers Mahasiswa Di Era Digital

Terkini

Close x