
Selama ini, mereka
hanya bisa menjadi penonton ketika pilkada berlangsung, sebab memang aturan
membatasi hanya penduduk usia 17 tahun lebih atau yang telah menikah saja yang
boleh memilih. Ketika bisa memilih, beragam harapan mereka lontarkan untuk mengubah
nasib dan masa depan Jember.
Karenanya, sejumlah pelajar sekolah menengah tingkat atas (SMA) Maupu madrastah Aliayah (MA) di Wuluhan, menaruh harapan besar dari
pemimpin baru yang
akan terpilih. Untuk itu mereka sepakat untuk menggunakan hak pilihnya dan menolak golongan putih (Golput) dalam
Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Jember
Pasalnya
1 suara sangat penting untuk menentukan masa depan Jember lima tahun kedepan. “Pasti nyoblos! Dan kami sepakat untuk menolak golput,
” kata Miftahul Jannah, siswi kelas 12 IPA Madrasah Aliyah (MA) Diponegoro
Wuluhan, saat ditemui di sekolahnya, Kamis (12/11).
Meski demikian,
kata Mifta, sosialisasi terhadap pelajar harus digencarkan. Mengingat
keterbatasan wawasan yang dimiliki “Saya rasa, sosialisasi akan membuka wawasan
tentang pemilu dan pentingnya suara mereka dalam menentukan nasib Jember,” ujarya.
Hal
senada disampaikan, M Lutfi
Sulistyo Hadi, Pelajar kelas 12 C Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Diponegoro, memastikan akan menggunakan hak pilihnya seraya berharap agar pemimpin terpilih nanti dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, utamanya para petani yang menjadi mayoritas penduduk
di Jember.
“Saya ingin
pembangunan infrastruktur jalan di Aspal
hingga ke pelosok desa. Subsidi raskin (beras
miskin) lebih (diterima) merata. Selain juga, meningkatkan taraf ekonomi
masyarakat dan pembangunan Jember supaya lebih baik lagi,” ungkap Miftahul
Jannah, pelajar kelas 12 Madrasah Aliyah (MA) Diponegoro Kecamatan Wuluhan
Mifta, demikian ia
disapa, juga meminta agar bupati yang terpilih nantinya berani menutup
aktifitas tambang emas liar di kawasan Gunung Manggar Desa Kesilir Kecamatan
Wuluhan, yang dinilai berdampak bahaya terhadap masyarakat sekitar. “Saya juga berharap Bupati Jember (berani) menutup
tambang emas di Gunung Manggar. Karena dampaknya akan dirasakan langsung oleh
masyarakat setempat,” pintanya.
Harapan berbeda
disampaikan oleh M Lutfi Sulistyo Hadi. Pelajar kelas 12 C Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Diponegoro Kecamatan Wuluhan ini meminta, bupati yang terpilih
nantinya lebih peduli akan nasib petani di Wuluhan yang mayoritas adalah petani
tembakau jenis Naa Oogst.
Dia berharap,
pemimpin yang terpilih dapat menstabilkan harga jual tembakau yang ditaman oleh
petani. “Harapannya, mudah-mudahan pemimpin yang terpilih nanti bisa bermanfaat
terhadap petani dan mampu membuat harga tembakau tinggi dan dapat menunjang
perekonomian Jember. Tidak seperti kemarin yang harganya anjlok hingga membuat
petani rugi,” ujarnya.
Lutfi menyebut,
harapan itu tidaklah muluk-muluk, mengingat daun tembakau menjadi ciri khas
Kabupaten Jember dengan menjadi ikon daerah. “Ciri khas Jember kan daun tembakau, masak petaninya
tidak dipedulikan?” ucapnya, seraya mengaku jika orang tuanya berprofesi
sebagai petani tembakau di Kecamatan Wuluhan.
Sebelumnya, Divisi
Sosialisasi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Wuluhan, Dwi Widianto mengatakan,
pihaknya telah melakukan sosialisasi Pilkada Jember, yang menghadirkan
perwakilan Gus dan Ning Jember sebagai duta pilkada di pendopo Kecamatan
Wuluhan, Senin kemarin.
Dijelaskannya,
sosialisasi itu untuk mengurangi angka golput dengan target pemilih pemula yang
telah berusia 17 tahun. Dia juga menyebut ada alasan khusus kenapa pemilih
pemula yang dijadikan sebagai sasaran sosialisasi. Karena menurutnya,
sosialisasi ini sebagai pembelajaran awal kepada pelajar dalam mengikuti pesta
demokrasi.
Seusai sosialisasi,
Sambung Dwi Widianto, perwakilan pelajar dari tiap-tiap sekolah yang hadir
diminta bersama-sama mendeklarasikan gerakan pelajar anti golput. Selanjutnya,
para pelajar diminta untuk meneruskan informasi yang mereka terima kepada
teman-temannya di sekolah.
Sebagai informasi,
Pilkada Jember diikuti oleh dua pasangan calon kepala daerah yakni Sugiarto-Dwi
Koryanto (nomor urut 1) yang didukung Partai Gerindra, Golkar, PKS, PKB,
Demokrat, dan PPP, sedangkan pasangan Faida-A. Muqit Arief (nomor urut 2)
didukung Partai Nasdem, PDIP, Hanura, dan PAN. (ruz)