Situbondo, MAJALAH GEMPUR.Com. Puluhan massa yang tergabung dalam LSM Gerakan Perlawanan Situbondo Anti Korupsi:
Edukasi, Resistensi dan
Advokasi (GP SAKERA), Senin, (11/12) gelar aksi minta Bupati dan Aparat penegak hukum tutup tempat Prostitusi dan tambang liar
Pasalnya
praktek-praktek pelacuran dan penambangan ilegal di Situbondo semakin marak “Kami datang untuk mendukung Bupati
Situbondo dan mengingatkan agar tempat prostitusi dan penambangan ilegal agar segera ditutup”, teriak etua umum LSM GP Sakera Syaiful Bhari saat orasi di depan Pemkab setempat.
Menurutnya,
meski bupati sudah menyatakan
bahwa warung remang-remang yang menjadi ajang transaksi -esek -esek di Kecamatan
Besuki akan dibongkar hingga akhir tahun
2017, itu masih
belumlah cukup, “Masyarakat meminta bupati untuk secara total menertibkan tempat -tempat sarang Prostitusi itu”, tegasnya.
Pengunjuk rasa juga mengancam, jika Bupati tidak
bisa memenuhi tuntutan
mereka, mereka akan melakukan
aksi unjuk rasa di GS dengan jumlah massa yang lebih besar. “Penertiban prostitusi
harus dilakukan secara total, seperti di Gunung
sampan, GS di desa Kotakan”, tambahnya .
Orasi di Mapolres Situbondo, mereka minta Polsisi tegas maraknya
tambang liar atau Ilegal yang selama ini terkesan menjadi pembiaran. "Kami meminta kepada polres Situbondo, melakukan tindakan konkrit
terhadap tambang yang dilakukan secara
ilegal dan penambangnya harus diproses secara hokum” katanya .
Dari polrespendemo
bergeser melakukan orasi didepan kantor DPRD Situbondo, mereka meminta DPRD
bersikap tegas untuk memberantas
Prostitusi yang selama ini menjadi wabah
penyakit masyarakat, demikian juga menutup adanya tambang ilegal yang selama ini
dikeluhkan masyarakat .
Untuk
mengawal jalannya aksi, Polisi menyiagakan
persinil gabungan, Dalmas,
Sabhara, Intel dan Reskrim serta pengawalan dan pengamanan penggal jalan raya
oleh Satlantas. Selama aksi damai yang dilakukan GP Sakera berjalan dengan
damai dan tidak mengganggu aktifitas masyarakat. (Edo)