Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Jember Kamis (3/4/2018) malam menggelar pentas seni dan budaya
Banyuwangi bertema “Osing Kanggo Nusantara”.
Apresiasi juga disampaikan Wakil Rektor Unmu Jember Bahktiyar,
SH, MSI, Menurutnya Pementasan Oseng Kanggo
Nusantara ini merupakan nilai kebaktihan Mahasiswa terhadap negara. Untuk itu Mahasiswa
harus mampu mempromosikan seni budaya bangsa agar dapat bernilai tinggi. (ruz).
Pementasan tradisi ini selain
untuk melestarikan budaya Indonesia, juga merupakan implementasi atau praktik
dari mata kuliah Komunikasi Antar Budaya,” Demikian disampaikan Ahmad Fahmi,
ketua panitia, Ahmaf Fahmi disela-sela acara di Aula Ahmad Zainuri Unmu Jember.
Menurut Fahmi, budaya
osing dipilih karena tahun sebelumnya para mahasiswa telah mementaskan budaya
pandhalungan (pandalungan) yang menjadi simbul budaya Kota Tembakau, yaitu sebuah
kebudayaan yang merujuk kepada suatu kawasan di wilayah pantai utara dan bagian
timur Jawa Timur.
“Secara budaya, pandalungan
adalah masyarakat hibrida, yakni percampuran dua budaya dominan antara Jawa dan
Madura. “Banyak orang-orang Banyuwangi yang tinggal di Jember, termasuk
mahasiswa. Sehingga budaya Osing sudah tak asing lagi bagi masyarakat di
Jember,” ujarnya.
Sejumlah tarian yang
ditampilkan Misalnya tari jejer jaran dawuk dan tari punjari. Tarian ini untuk
memeriahkan pesta musim panen tiba, meski pada perkembangannya tarian ini lebih
ditekankan pada tari penyambutan tamu dengan karakteristik yang dinamis,
meriah, dan semarak.
Sedangkan tari punjari diiringi
gamelan Bali yang rancak. “Nanti di akhir acara ada pementasan teater yang
menampilkan kisah dan unsur-unsur Banyuwangi, osing. Tak hanya itu, untuk
mendukung acara ini kami juga melibatkan Sanggar Tari Tata Budaya asal Jember,”
jelasnya.
Ketua Sanggar Tari Tata
Budaya, Satoha, ikut bangga para mahasiswa ini mau melestarikan budaya lokal, agar
generasi milenial ini tak mudah terbius kesenian luar yang dinilainya kurang
pas dengan karakter bangsa Indonesia. “Seni tradisional itu juga bisa menjadi
alat pemersatu bangsa. ” tuturnya.