Jakarta, MAJALAH-GEMPUR.Com. Pasca Defia Rosmaniar, atlet Taekwondo putri Indonesia berhasil
merebut medali emas pertama, atlet-atlet Indonesia terus berjuang untuk menjadi yang terbaik di laga Asian
games.
Selain rasa bangga dan senang menjadi yang terbaik se-Asia, Defia
seketika haru teringat orang tua yang mendukungnya. Tentunya kemenangan
itu mamacu semangat para atlit Indonesia, hingga Senin (27/8/2018), Indonesia sudah menempati posisi ke
empat dengan mengumpulkan 22 medali emas.
Atlet 23 tahun itu sukses
mengalahkan Salahshouri Marjan asal Iran pada final nomor poomsae individu
putri di Jakarta Convention Center, Jakarta (19/8/2018). Sebelumnya Defia melewati masa
persiapan cukup berat, karena ayahnya wafat
ketika tim taekwondo Indonesia berlatih di Korea Selatan pada April 2018.
Atlet kelahiran Jawa Barat itu
bahkan tidak dapat melihat pemakaman ayahnya. “Ini emas pertama
Indonesia dalam cabor Taekwondo selama keikutsertaan Indonesia di pesta
olahraga Asia”. Kata
Menpora Imam Nahrawi dalam rilis yang diterima redaksi Selasa, (28/8/2018).
Untuk memacu semangat para
atlet, Menpora,
Imam Nahrawi telah
menyiapkan bonus, bagi peraih emas single
sebesar Rp 1,5 miliar. "Untuk
double, peraih emas masing-masing Rp 1 miliar, dan beregu Rp 800-900 juta
rupiah," Jelasnya
di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta (27/8/2018).
Dia bersyukur target medali emas
terlampaui. “Ini
tentu akan memperbaiki catatan terbaik Indonesia di Asian Games 1962, yang hanya meraup 11 emas, untuk itu kami
juga siapkan bonus bagi pelatih
dan asisten, termasuk peraih
perak dan perunggu, angkanya lebih besar dari Asian Games 2014 Incheon," katanya.
Sementara
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pencapaian target 10
besar Indonesia di Asian Games 2018 sudah seharusnya, target ini dianggap pantas karena atlet Indonesia memiliki
kapasitas untuk mewujudkan hal tersebut karena telah berlatih secara
intens. (*).