Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Dialog antar iman, salah satu upaya Bangsa
Indonesia merajut kebhinekaan di nusantara, yang akhir-akhir ini mengalami
ujian dari pihak yang ingin merubah pancasila.
Dwijatmoko mengibaratkan keberagaman dengan gamelan.
Jika ditabuh bersama, gamelan akan menghasilkan instrumen indah. “Demikian juga
dengan keberagaman ini. Mari saling berharmoni untuk membangun sesuatu hal yang
sangat menyatukan masyarakat dengan nilai-nilai Pancasila,” tuturnya. (eros).
“Kita bersyukur, kegiatan ini
menjadi sesuatu yang sangat penting, tidak hanya bagi Jember, tetapi juga bagi
Indonesia,” kata Wabup Jember Drs KH Abdul Muqit Arief saat diskusi bertema “Building
inter-religous fraternity and community as the people of God.” di SMA Santo
Paulus Rabu (16/1/ 2019) malam.
Hadir juga sebagai
narasumber dalam dialog ini kalangan tokoh agama tersebut yakni Father Leo D
Lefebure, SJ, seorang profesor Teologi di Universitas Georgetown di Washington
DC dan Dr. KH. Hodrie Ariev, pimpinan Seni Kebhinnekaan dari Desa Karangharjo,
Kecamatan Silo.
Wabup Jember Kyai Muqit
menyampaikan, diskusi ini merupakan kegiatan yang sangat konstruktif dan
produktif dalam rangka merajut kebhinekaan dalam pandangan agama. Dialog ini
juga penting, karena kebhinekaan mengalami ujian dengan adanya sekelompok pihak
yang tidak menerima kebhinekaan.
Di Jember sendiri, toleransi
dapat terjalin dengan baik. “Kami berharap, kebersamaan ini tidak hanya pada
tingkat tokoh, tetapi bisa diperluas pada tingkat jamaah. Jika pada tingkat
tokoh bisa rukun bersama, jamaahnya pun rukun bersama”, katanya.
Kepala Sekolah Santo
Paulus Romo Antonius mengaku senang. “Kita melihat disini, keindahan Indonesia
yang beragam, yang membahagiakan kami sebagai panitia penyelenggera. Ternyata,
di Jember ini yang berbeda bisa disatukan, ini adalah kekuatan masyarakat
Jember.,” ujarnya.
Karena itu, jangan sampai
Jember diobrak-abrik oleh kelompok yang menginginkan perpecahan. “Kita perlu
membangun persaudaraan dan komunitas dari keragaman, sehingga kita membuktikan
dari Jember ini sebuah upaya untuk mewujudkan kesatuan, keragaman, keindahan,
kebhinekaan tunggal ika,” ungkapnya.
Antonius mengatakan,
target dari acara ini adalah menggali informasi ilmu pengetahuan dari pastur
dan kyai yang ahli dalam dialog lintas agama. Informasi tentang cara terbaik
untuk merajut kebhinekaan sehingga menghasilkan tenunan keindahan keragaman.
Ketua DPP Paroki St. Yusup
Jember Agustinus Dwijatmoko menyampaikan, Gereja Katolik ingin juga berperan
dalam membangun keberagaman, khususnya di Kabupaten Jember. “Mari kita rajut
kebersamaan. Kita jaga kebhinekaan ini, agar damai sejahtera terwujud khususnya
di Jember,” ujarnya.