
Sebab dari sebanyak 9.580 alat tes rapid test yang disebar di Rumah Sakit
(RS) rujukan, sebanyak 7.020 alat rapid test yang dibagikan ke Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kabupaten Kota, serta sebanyak 1.800 alat rapid test yang dibagikan ke Dinas
Kesehatan Provinsi, baru 1.316 yang digunakan.
“Update dari alat rapid test massal yang sudah kami bagi ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Kota, Dinkes Provinsi dan RS Rujukan di Jatim, yang sudah
digunakan tercatat sebanyak 1.316,” kata
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa , di Gedung Negara Grahadi, Selasa
(31/3/2020).
Bagi yang belum melaksanakan tes cepat massal dihimbau segera melakukan
tes sesuai jenjang prioritas perseorangan yang dilakukan tes. Mulai tenaga kesehatan,
PDP, hasil tracing pasien positif, ODP, hingga OTG (orang tanpa gejala),” imbuh.
Lebih lanjut Gubernur perempuan pertama Jatim menjelaskan bahwa dari
hasil rapid test yang sudah dilakukan, sejauh ini ada 28 orang yang hasil rapid
testnya dideteksi positif covid-19. Sebanyak 28 yang rapid testnya menunjukkan
hasil positif itu terdiri dari beberapa daerah.
Oleh sebab itu, Khofifah meminta mereka yang hasil tesnya terdeteksi
positif segera ditindaklanjuti dengan tes swab PCR (Polymerase Chain Reaction)
pendeteksi virus corona SARS-CoV-2. “Rapid
test ini fungsinya adalah untuk screening awal. Ini penting juga untuk tracing
berikutnya untuk mencegah penyebaran virus corona di Jatim,” tegasnya.
Bagi yang positif dirujuk untuk melakukan swab PCR. Jika yang positif statusnya PDP, Khofifah
menjamin bahwa biaya untuk swab PCR pada PDP, ditanggung pemprov atau gratis. “Untuk PDP, kalau positif hasil swab nya maka
yang menanggung biayanya pemerintah pusat. Kalau negatif yang menanggung kami di Pemprov Jawa Timur,” tegas Gubernur
Khofifah.
Pelaksanaan rapid test serentak ini dikoordinasikan dengan petugas di
Kabupaten / Kota. Ia mewanti agar pelaksanaan tes serentak harus diatur sedemikian rupa agar tidak
menimbulkan sumber kerumunan baru. Tidak ada antrian dan bisa dilakukan sesuai
dengan protokol kesehatan yang ada.
Hal serupa disampaikan Ketua Gugus Kuratif Penanganan Covid-19 Jatim
Joni Wahyuhadi. Ia menegaskan yang dideteksi positif belum tentu juga akan
terkonfirmasi positif covid-19. Sebab
rapid test fungsinya adalah screening
awal dan kalaupun hasilnya positif bisa saja antibodi yang dideteksi
oleh alat merupakan antibodi virus corona jenis lain yang sudah dibentuk oleh
tubuh.