Ketua DPC APTI Kabupaten Bondowoso Mohammad Yasid |
Baca juga: Tembakau Tak Terbeli, APTI Minta Pemkab Bondowoso Ambil Sikap
Mengingat petani selalu terpuruk, bukan hanya tak
terbeli, harganyapun terus merosot, bahkan tahun ini turun hingga 25 persen”. Keluh
Ketua Dewan Pengurus Cabang Asosiasi
Petani Tembakau Indonesia (DPC APTI) Bondowoso, Mohammad Yasid, Rabu,
(16/9/2020).
Belum lagi, sejauh ini masih banyak pabrikan yang belum melakukan
pembelian tembakau, atau masih banyak yang tutup, sehingga menambah daftar keterpurukan
petani. "Untuk itu Kami minta Pemerintah
Kabupaten Bondowoso segera membuat regulasi tentang tembakau ini," harapnya. .
Diantaranya mengatur informasi yang dibutuhkan, ada jaminan
dibeli dengan harga layak saat musim panen tembakau. "Jika jelas,
kebutuhannya, harga dan jaminan untuk
dibeli, petani tidak risau dan kesulitan
disaat musim panen tiba," katanya.
"Harga per 1 September, rata-rata harga tembakau perkilo, Rp 19.000
hingga Rp 22.000. Tahun kemarin, kirim pertama (daun pertama) bisa mencapai Rp
30.000. Padahal tahun ini di beberapa derah, yang dijual daun agak tinggi.
Karena daun bawahnya kering," paparnya.
Menanggapi keluhan petani, Ketua DPRD Bondowoso, H. Ahmad
Dhafir, menilai meski Pemerintah tidak bisa langsung mengintervensi pabrikan, tidak seharusnya pabrikan menjadikan alasan
karena harga cukai naik, lalu kemudian menurunkan harga tembakau,” katanya.
Pemerintah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
pemahaman bahwa pabrik rokok tidak bisa berjalan tanpa adanya petani tembakau.
Maka antara keduanya untuk saling menghormati yakni antara petani tembakau dan
pabrik rokok.
“Pabrik rokok juga kita hormati, sebaliknya pabrik rokok
juga harus menghormati petani yang menyiapkan bahan baku. Sekalipun tidak bisa
intervensi menentukan harga rokok karena tidak termasuk sembilan bahan pokok,
pikirkan juga nasib petani,” ujarnya.
Salah- satu Komisaris Perusahaan Rokok Gagak Hitam,
Muhammad Shohib, mempersilahkan petani menjual tembakaunya di pariknya. “Memang
di masa pandemi covid-19 ini, banyak pabrik rokok yang belum buka. Namun pabrik
rokok gagak hitam tetap mengambil tembakau,” ujarnya.