Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com – Di tengah geliat budaya dan ekonomi Kabupaten Jember yang terus berkembang, kehadiran “Karnaval SCTV” pada Sabtu hingga Minggu (15–16 November 2025 ) menghadirkan fenomena menarik yang tidak hanya soal hiburan semata.
Dua hari penuh keramaian di Alun-Alun Jember ini membuka ruang untuk membaca lebih dalam relasi antara televisi nasional dengan masyarakat daerah, sekaligus bagaimana industri media merespons tantangan era digital yang kian masif.
Karnaval SCTV telah lama menjadi salah satu cara stasiun televisi ini menjangkau pemirsanya di berbagai penjuru Indonesia. Namun, kehadirannya di Jember, kota dengan identitas budaya kuat dan dinamika ekonomi regional yang tumbuh pesat serta massa penonton sinetron dan musik dangdut - pop yang stabil cenderung menjadi tujuan utama roadshow media nasional.
Deretan musisi seperti Vita Alvia yang dekat dengan kultur musik Jawa Timur, serta Dewi Persik yang memiliki akar di Jember, menegaskan strategi kedekatan emosional tersebut. Meski terlihat sebagai hiburan masif, faktanya pemilihan artis ini merupakan bagian dari strategi “local relevance” yang kini menjadi kunci mempertahankan minat penonton televisi.
Deputy Director Programming SCTV, Banardi Rachmad, menegaskan bahwa Karnaval SCTV adalah bentuk apresiasi kepada pemirsa daerah. "Namun jika diamati lebih dalam, langkah ini juga merupakan upaya televisi memperkuat eksistensinya di tengah pergeseran pola konsumsi media." ujarnya.
Ketika platform digital dan media sosial semakin mendominasi, kehadiran televisi di ruang publik menjadi simbol bahwa media konvensional belum kehilangan panggungnya. Acara seperti Karnaval SCTV menciptakan interaksi langsung sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh layanan streaming.
Para bintang sinetron “Asmara Gen Z”, “Beri Cinta Waktu”, hingga “Cinta Sedalam Rindu” diboyong ke panggung Jember bukan hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai penguatan brand terhadap konten-konten yang selama ini menjadi tulang punggung rating SCTV.
Kehadiran ribuan pengunjung setiap pelaksanaan Karnaval SCTV memberi efek domino bagi aktivitas ekonomi lokal. Para pedagang kuliner, penjual aksesori, hingga penyedia jasa sewa kursi dan sound kecil di sekitar alun-alun mengakui lonjakan omzet selama acara seperti ini digelar.
Acara off-air seperti senam sehat, jalan sehat, hingga lomba mewarnai menarik keluarga untuk datang lebih awal, sehingga interaksi ekonomi terjadi lebih panjang dalam satu hari. Wahana 3D Trick Art dan Interactive Booth di area Jelajah SCTV juga menciptakan ruang ekonomi kreatif kecil untuk penyedia merchandise dan layanan foto.
Para pelaku UMKM menilai, keramaian semacam ini bukan sekadar hiburan, tetapi peluang. Kabupaten Jember sebagai kota pelajar dan tujuan wisata regional memperoleh keuntungan citra sekaligus pemasukan riil.
Di tengah kehidupan digital yang semakin personal, acara massal seperti Karnaval SCTV menghadirkan ruang kebersamaan yang mulai jarang ditemui. Ribuan warga berkumpul di alun-alun, berinteraksi, berbagi ruang hiburan, dan mengalami emosi kolektif yang menjadi elemen penting dalam kohesi sosial masyarakat modern.
Bagi sebagian keluarga, acara ini menjadi kesempatan rekreasi GRATIS sekaligus ruang pertemuan lintas usia mulai dari anak-anak TK peserta lomba mewarnai, remaja penggemar sinetron, hingga orang dewasa penggemar musik dangdut dan pop. (Wahyu/Eros)
