Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Tanggul Sungai
Alas Dusun Curahmanis desa Sidomulyo Kecamatan Silo jebol, Sehingga air sungai meuuju desa Sidomulyo dan Garahan terputus. Akibatnya Ribuan
Hektar Sawah kedua desa tersebut tak terairi.
Disamping itu ribuan warga yang menggantungan air sungai tersebut kesulitan air bersih. Sebelumnya sungai tersebut mengarah kehutan (sekarang milik Perhutani; red). Agar dapat dinikmati warga, sejak jaman Belanda sungai yang menuju ke Hutan tersebut dibendung dan dibuatlah sungai baru menuju dua desa tersebut.
Disamping itu ribuan warga yang menggantungan air sungai tersebut kesulitan air bersih. Sebelumnya sungai tersebut mengarah kehutan (sekarang milik Perhutani; red). Agar dapat dinikmati warga, sejak jaman Belanda sungai yang menuju ke Hutan tersebut dibendung dan dibuatlah sungai baru menuju dua desa tersebut.
Jebolnya tanggul yang dibuat sejak 350
tahun lalu itu, karena tidak mampu menerima beban debit air yang sangat tingi,
akibat guyuran hujan yang sangat deras. Demikian diungkapkan tokoh masyarakat
setempat Ainul Yakin Selasa (30/11) usai kerja bakti bersama ratusan warga. Menurut
Ainul Yakin, Disamping menjebol Tanggul, akibat hujan deras tersebut mengakibatkan
jebolya Jembatan. tambahnya.
Menurut Ainul Yakin, Selama ini masyarakat
bergantung kepada air sungai tersebut, baik untuk mengairi sawahnya maupun
kebutuhan sehari-hari seperti MCK dan kebutuhan mandi. Sayangnya pemerintah
desa Sidomulyo, Muspika Silo dan pemerintah kabupaten Jember tidak tanggap
sama-sekali. Satu-satunya bantuan dan yang pertama kami terima hanya datang
dari Nasional Demokrat (Nadem) Jember yaitu berupa bantuan ribuan sak dan air
mineral. Tuturnya.
Berbekal peralatan seadanya seperti
cangkul, lempak, sak dan bantuan sak dari Nasdem, ribuan masyarakat
berbondong-bondong gotong-royong membendung tanggul sungai yang menuju ke hutan
tersebut dengan sak yang diisi pasir, bahkan saking paniknya masyarakat sampai
menebang pohon untuk membendung tanggul tersebut.
Bendungan ini sifatnya hanya sementara, agar
sungai tersebut dapat mengalir kembali kesungai yang menuju ke desa. Namun kami
masih hawatir sewaktu-waktu bendungan tersebut akan jebol lagi. Untuk itu saya
berharap agar pemerintah segera turun tangan. harapnya.
Roni Toha membenarkan bahwa sampai saat
ini tidak ada langkah dan bantuan apapun dari pemerintah untuk menangani
musibah ini. Terus terang sungai tersebut adalah satu-satunya sumber penghidupan
kami. “Jangankan satu minggu, satu haripun sungai ini macet, masyarakat susah
mas”. Jelasnya.
Untuk membendung tanggul sepanjang 100
meter tersebut, kami membutuhkan sekitar 25.000 sak. Sedangkan yang sudah kami
pasang berkat swadaya masyarakat dan bantuan Nasdem masih sikitar 10.000 sak.
Jadi kami masih membutuhkan bantuan sekitar 15.000 sak lagi untuk memenuhi
kebutuhan bendungan tanggul sementara. Keluhnya.
Mensikapi musibah tersebut Ketua Nasdem
Jember Gus Sef mengatakan bahwa bantuan ini diberikan semata–mata hanya
panggilan nurani semata. Kita merasa prihatin, karena informasi yang kami dapat
bahwa kejadian ini luput dari perhatian pemerintah. Terus terang kami bangga
kepada masyarakat. Teryata sifat kegotong-royongan masih ada dalam masyarakat.
Berbekal semangat dan bantuan spontanitas
dari pengurus Nasdem kami mencoba untuk berbagi. Bahkan kami bersama-sama
pengurus Nasdem terjun langsung ke lokasi bersama masyarakat untuk membendung
tanggul yang jebol tersebut. Mudah-mudahan bantuan ala kadarnya ini dapat
mengurangi beban mereka.
Sementara Kustiono Musri menyayangkan sikap
pemerintah yang tidak tanggap terhadap musibah ini, mestinya dengan kejadian
ini pemerintah desa Sidomulyo dan muspika Silo harus segera koordinasni dengan
Pemerintah Kabupaten Jember untuk turun langsung. Apalagi menurut informasi
yang saya dapat semenjak di bangun ratusan tahun lalu oleh Belanda, tidak
sekalipun pernah diperbaiki. (eros).