Dua kali Audensi, pedagang Pasar Kencong korban kebakaran gagal bertemu Penjabat Bupati Jember, Teddy Zarkasi. Para pedagang yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Pasar Kencong (P3K) kecewa, lantaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember beralasan bahwa Pejabat (Pj) Bupati sedang di Surabaya.
Hal yang sama juga terjadi saat audensi pertama Rabo (30/3), puluhan pedagang hanya ditemui Asisten I, Abdul Hamid, Plt Tata Pemerintahan (Tapem), Rudi dan Kepala Dinas Pasar, Hasi Madami. “Sebenarnya bapak-bapak sudah ditunggu, karena bapak Zarkasih ada rapat mendadak di Pemerintah Propensi Jawa Timur, terpaksa beliau berangkat ke Surabaya”. tutur Hamid.
Tahu-tahu tahu 2009 muncul pasar baru diatas di tanah Hak Guna Usaha (HGU) milik PTPN XI PG Semboro yang dibangun oleh CV Bintang Soraya, Sukandar. Bahkan lebih ironis lagi tanah seluas hampir empat hektar yang digunakan untuk membangun 1000 kios lebih tersebut, tidak jelas Statusnya, yakni hanya “Pinjam Pakai”. “Terus terang kami kaget” keluh Azizi.
Lebih parah lagi ketika kami mendengar informasi dari Kepala Dinas Pasar Akhinal Kirom (Saudaraku yang mulya) Hasi Madani, saat audensi yang pertama Rabo (18/3) yang mengatakan bahwa pembayaran kios, dilakukan setelah pembangunan pasar selesai “Tukar kunci”.
Namun yang terjadi dilapangan sebaliknya, CV Bintang Sorayya meminta pedagang untuk membayar uang cicilan. Bahkan Jumlah uang yang terkumpul mencapai puluhan milyar rupiah. Sementara pembangunannya sejak satu tahun lalu tak kunjung selesai (Macet; Red).

Untuk itu Sholeh meminta agar Pemkab memghentikan pembangunan pasar baru dan mengembalikan dilokasi lama dengan anggaran APBD Jember, sesuai yang dijanjikan pemerintah dan rekomendasi DPRD Jember Nomot 8 tahun 2008 serta bertanggungjawab atas pengngembalian uang pedagang. “Jika tuntutan kami tidak dipenui, maka kami akan menggunakan cara sendiri” Ancamnya.
Menanggapi tuntutan tersebut Sekda Jember Sugiarto berjanji akan menyampaikan keluhan ini kepada Pj Bupati Jember, Zarkasih. Dan akan mempertemukan seluruh fihak terkait untuk membicarakan persoalan ini “. (Eros)