Namun himbauan itu
tampaknya tidak dihiraukan SMPN 1 Ambulu. Sudah 5 bulan wali murid kelas tiga
yang berjumlah 326 siswa setiap bulannya membayar 150 ribu untuk biaya les.
Banyak wali murid yang keberatan. pasalnya mereka banyak yang berpenghasilan
pas-pasan.
Salah seorang wali murid saat
bertemu wartawan media ini Rabu (18/2) mengaku keberatan, “ saya pribadi
keberatan mas dengan uang 150 ribu rupiah setiap bulan untuk membayar les jam
tambahan. Padahal kami hanya buruh yang hasilnya pas-pasan, “ katanya sambil
mewanti-wanti wartawan agar namanya tak dicantumkan.
Wali murid ini juga
menceritakan ketika seluruh wali murid kelas tiga di kumpulkan di sekolah lima
bulan yang lalu. Pihak sekolah membicarakan akan di adakan les tambahan untuk
persiapan menghadapi Unas. Yang di lakukan di jam ke 0 sekita pukul 06.00 hingga
pukul 07.00 dengan membayar biaya les sebesar 150 ribu setiap bulan.
“saya meminta diturunkan
menjadi 50 ribu maksiamal 100 ribu namun di tolak, yang keberatan diminta
menghadap kepala sekolah satu peratu dan gak boleh rombngan, “ kata wali murid
kedua yang minta namanya tidak dimunculkan. Karena khawatir anaknya “ada
apa-apa” terpaksa memenuhi permintaan sekolah.
Kepala Sekolah SMPN 1
Ambulu Drs. Bambang Setyonohadi, MM ketika di coba dimintai keterangan oleh
beberapa media di sekolah tidak ada di tempat. Menurut guru yang ada di kantor
SMPN 1 Ambulu, Kepala Sekolah sedang mengikuti rapat MKKS di SMPN 2 Ajung.
Wartawan mencoba mengejar
ke SMPN 2 Ajung dan berhasil bertemu dengan kepala Sekolah SMPN 1 Ambulu
Bambang Setyonohadi yang selesai mengikuti rapat MKKS. Kepada wartawan saat di
singgung terkait adanya pungutan liar yang ada di sekolahnya Bambang membantah.
“ Tidak benar mas, tidak
benar ada pungutan liar. Kami memang mengadakan les jam tambahan untuk
persiapan Unas. Terkait biaya semuanya sudah persetujuan wali murid, ada kesepakatan.
Komite Sekolah juga tahu mas. Jadi kami tidak sepihak meminta uang kepada wali
murid untuk les jam tambahan, juga tidak ada kewajiban apalagi penekanan dan
pemaksaan, “ kataya.
Masih kata Bambang, “ kami
meminta pihak Komite Sekolah untuk mendata wali murid yang tidak mampu. Setelah
di cek oleh Komite Sekolah kami juga membebaskan biaya ada sekiatar dua puluh
persen mas yang tanpa biaya. Ada yang membayar hanya 100ribu karena
keterbatasan biaya tidak kami larang,” imbuhnya.
Bambang menambahkan apa
yang di lakukan oleh pihaknya adalah salah satu upaya untuk persiapan
menghadapi Unas agar anak didiknya siap dalam ujian Unas bulan Mei dan
alternatif dibanding les di luar yang nilainya hingga jutaan rupiah.