
Korban
mengalami luka parah di bagian kepala atas.Ketika sebelum meninggal Mahasiswa
Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya ini sempat pulang ke Jember dan
mencium tangan ibunya, Pamit berangkat ke Surabata untuk melakukan penelitihan.
Setelah
dilakukan otopsi di Rumah Sakit Umum Tongas, Probolinggo, jasad korban dibawa
oleh keluarga untuk disemayamkan di TPU Dusun Krajan Timur, Desa Mlokorejo,
Kecamatan Puger, Jember.
Kedatangannya
yang sudah menjadi mayat ini disambut tangis histeris, seakan anggota
keluarganya tak percaya dan tak kuasa melepaskan kepergian selamanya. ketika hendak
dimakamkam, Jum’at (11/9). di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Krajan Timur,
Desa Mlokorejo, Kecamatan Puger, Jember.
Anggota
keluarga korban tak kuasa menahan isak tangis dan merasa tak percaya bahwa Reza
telah tewas. Karena sehari sebelum meninggal, reza nampak biasa saja dan sehat
wal afiat. “Karena dirinya merupakan anggota pecinta alam,” ujar Imam Azmain,
teman korban.
Para
kerabat dan tetangga tampak menghadiri prosesi pemakaman korban. Suasana duka
begitu terasa ketika jenazah akan diberangkatkan ke TPU desa setempat. “Reza
ini terkenal ramah di kampung,” kata Slamet, salah seorang yang melawat korban.
Ibu
korban, Puji Sugiarti, masih terlihat shock, kenangan ketika mencium tangan itu
begitu melekat yang menyebabkan sang ibu semakin tak kuasa menahan kesedihan.
Korban adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Putra pasangan Ahmad Riyanton dan
Puji Sugiarti. (ruz)