
Pasalnya sudah lebih dari tiga bulan tak bisa bercocok tanam. "Warga
biasanya bercocok tanam jagung dan padi mas, namun semenjak kesulitan air. Demi
kelangsungan hidup, warga jadi pengrajin batu", Kata Sandiono, salah satu warga sekitar yang
sekarang menjadi pengrajin batu padas, Senin(31/07).
Pasalnya mereka sekarang tidak tak bisa bercocok
tanan, kecuali bagi petani yang mampu bisa menfaatkan air dengan
menggunakan mesin Diesel untuk menyedot
air kebutuhan menyiram tanaman di lahannya. "Meski pekerjan
ini melelahkan warga tetap melakukanya ", ujar Sandiono .
Sandiono dalam sehari mampu hingga lima puluh batang batu cadas yang sudah dibentuk dengan ukuran
80 cm kali 30 cm. Dalam sehari Sandiono mampu
menghasilkan uang senilai Rp 35.000, cukup untuk membantu keluarganya termasuk biaya sekolah adiknya. (edo)