Banyuwangi, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Banyak
orang yang hanya jadi penikmat kopi PTPN XII Banywangi, karena citarasanya yang tinggi, namun tidak banyak
yang tau kulitnyapun bisa untuk pupuk organik.
Total belasan embung yang ada di sekitar kebun Kali
Selogiri. Dan embung-embung ini juga berfungsi sebagai resapan. Sehingga air
bekas pengolahan kopi ini seluruhnya dapat dimanfaatkan. "Kita sebut ini
sebagai konsep dari tanaman kembali ke tanaman," ucapnya. (kim).
Dan hebatnya, pupuk
organik ini mampu meningkatkan kesuburan tanaman sehingga bisa
menaikkan produktivitas tanaman kopi itu sendiri, bahkan kemampuan menyuburkan
lahan telah terbukti. Demikian disampaikan manager Kebun Kaliselogiri PTPN XII, Beni Hendrik Trianto, Rabu
(5/9/18).
Sedangkan cara membuatnyamenurutnya adalah kulit kopi yang sudah dipisahkan dari bijinya dia
proses menjadi pupuk organik (pupuk Bocasi) dengan diproses decomposisi, proses ini dimaksudkan untuk menurunkan unsur C/N.
Sedangkan cara pembuatan Bocasi yaitu mencampur kulit kopi dengan pupuk kandang, molase, dan
EM4 (jenis mikroorganisme). Selanjutnya dilakukanlah proses decomposisi. Proses
decomposisi selama waktu 2 minggu. Setelahnya,
pupuk bocasi siap diaplikasikan ke tanaman, termasuk tanaman kopi.
Tidak hanya kulit kopi saja, namun
air bekas pengolahan biji kopi juga tidak kalah manfaatnya. Menurut manager
muda yang akrab disapa Beni ini, air bekas pengolahan kopi dialirkan ke tengah
kebun. Di tengah kebun sudah disiapkan embung dengan luas bervariasi.
Ukuran embung mulai 2 X 3
meter dengan kedalaman 2 meter. "Air bekas pengolahan kopi ini kita
gunakan untuk menyiram pohon kopi dan tanaman lain yang ada di areal kebun ini, Jika embung pertama telah penuh, maka air bekas pengolahan
kopi akan mengalir menuju ke embung yang lain," sebutnya.