Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Para petani di Jember keluhkan sulitnya air,
pasalnya sejak Dam Slawu Sungai Kali Jompo jebolnya dua tahun lalu, air sungai
tidak bisa lagi dialirkan ke persawahannya.
Sambil menunggu
perbaikan dari Dinas PU Binamarga Dan Sumberdaya Air Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Jember, puluhan warga RT; 03 / RW; 05 Lingkungan Krajan, Kelurahan
Salwu, Kecamatan Patrang, tak bosan lakukan kompak kerja bakti membuat
bendungan secara swadaya.
Padahal dulu air sungai
mengalir deras sawah, sejak jebolnya dam Slawu, dua tahun lalu, air tidak lagi bisa mengairi sawah lagi, karena kami butuh,
terpaksa warga melakukan kerja bakti membendung dam itu secara menual, agar air
bisa mengalir ke lahan pertanian.
“Meski upaya ini tidak
bertahan lama karena terbawa derasnya aliran sungai Kali Jompo dari atas, namun
masyarakat berupaya memecah sungai menjadi dua aliran "Agar air bisa
mengarah ke kanal dan air mengalir untuk lahan pertanian," kata Umar, Ulu-ulu
banyu (Petugas pembagi air).
Upaya ini, katanya, sementara,
karena hanya menggunakan bambu dan tumpukan batu, warga berharap pemerintah segera
memperbaiki. "Saya mas bersama warga membikin bendungan ala kadarnya memakai
bambu yang di potong potong untuk menutupi sebagian air supaya air bisa ngalir,"
harapnya.
Padahal menurutnya
warga sudah sering melaporkan pada
pihak-pihak terkait. "saya selama jadi ulu ulu dan pernah melaporkan
kepihak pengairan memintak bantuan sampai sekarang tidak ada jawaban dan kapan
mau di bangun," katanya
Untuk itu Ia berharap pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Jember, dan meminta Bupati
dr Faida, atau Pemerintah Provinsi, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar
Parawansa agar segera turun ke lokasi, untuk sedikit perhatian agar Warga bisa
bertanya apa sudah masuk dalam perencanaan di tahun 2019 ini.
Menanggapi keluhan
itu, Perwakilan PU Binamarga Dan Sumberdaya Air Propinsi, Koordinator Wilayah
SDA Patrang Gandi Yasid, mengaku pihaknya sudah mengajukan untuk diperbaiki
sejak tahun 2018 dan terakhir awal 2019 juga menyampaikan hasil Musrenbang ke
Kantor Pusat Surabaya.
"Dam Jaki memang
sudah lama kena banjir bandang tapi sudah kami beri bronjong untuk
mengarahkan arus aliran air sungai ke intik, (pengambilan) air, dan itu sudah
dua tahun belakangan kami usulkan, yang berhak menentukan adalah kantor pusat,'
katanya saat dihubungi melalui telephon selulernya. (edw).