Translate

Iklan

Iklan

The Legend of Kebo-keboan Blambangan BEC 2013, Bukti Banyuwangi Basis Kebudayaan

10/07/13, 01:56 WIB Last Updated 2013-10-12T19:05:32Z
Salah-satu Atraksi Seni Budaya Kebo-Kebohan
Banyuwangi, MAJALAH-GEMPUR.Com. Banyuwangi Ethno Carnival 2013 dengan tema ‘The Legend Of Kebo- Keboan di Banyuwangi benar-benar menampakkan nuansa spektakuler dan eksotis.

Unsur modernitas yang di gelar Taman Blambangan Banyuwangi begitu kentara dan terasa istimewa mewarnai karnaval budaya yang kental dengan kolaborasi saat jadi event pembuka Banyuwangi Festival (B-Fest) 2013. Pergelaran BEC 2013 yang digelar Sabtu (7/9) tersebut diikuti 150 peserta dengan tiga sub tema.

Defile pertama yang tampil di atas panggung catwalk dengan tema ‘Kebo Geni’,  tampil dengan menggunakan kostum etnik kebo-keboan yang didominasi warna merah dan hitam. Defile kedua, ‘Kebo Bayu Tirto’, tampil dengan balutan kostum yang didominasi warna biru dan silver. Defile ketiga-nya adalah ‘Kebo Bumi’, yang berlenggak-lenggok sangat garang eksotiknya dibalut kostum warna hitam dan kuning emas yang artinya bumi penuh kemakmuran.

Tampak tampil pula peserta BEC terbaik tahun 2012 dengan kostum Barong sesuai dengan tema BEC-2012, ‘Re-Barong Using’. Tak cukup disitu, untuk menghidupkan nuansa Banyuwangi Ethno Carnival, penonton juga disuguhi fragmen upacara adat Kebo-keboan dari Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi dan Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Di ambilnya tema ‘The Legend Of Kebo-Keboan’ tersebut, seperti yang dikatakan Bupati H. Abdullah Azwar Anas, Kebo-keboan mempunyai filosofi tinggi terkait sejarah Banyuwangi. “Kebo menjadi mitra petani saat menggarap sawah, sehingga kebo memiliki kedekatan dengan kemakmuran rakyat,” sebutnya.

Dalam sambutannya, Bupati Banyuwangi, yang akrab disapa ‘Kang Anas’ itu menerangkan, bahwa dipilihnya tema ‘The Legend Of Kebo-Keboan’ tahun 2013 yang berbeda dengan tema tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan basis kebudayaan Banyuwangi, yang berlimpah. “Ini perlu ditunjukkan kepada khalayak nasional maupun internasional. Bahwa Banyuwangi, memang kaya dengan kultur budayanya,” ujarnya bangga. Dalam event akbar tersebut, terlihat iringan live musik, talent asli Banyuwangi, sekaligus BEC Banyuwangi tidak mengeksploitir tubuh penari, tetapi mengeksploitir sebuah konsep.

Sementara di barisan penghujung BEC 2013, ada drum band Pemkab yang mengiringi ‘Jebeng Thulik’ sembari membentangkan spanduk bertuliskan ‘See You Next On BEC 2014’ dengan tema "Seblang". Sebagai penutup penonton masih disuguhi atraksi panggung penyanyi kebanggaan Banyuwangi, Demi dan Suliyanah yang melantunkan lagu khas Banyuwangi.

BEC 2013 itu sendiri dibuka langsung oleh Menteri Tenaga Kerja dan Tranmisgrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar, dihadiri Konsul Jenderal Amerika Serikat (AS), Joaquin Monserrate, Konjen Timor Leste, Ketua DPP Golkar Abu Rizal Bakrie (ARB), CEO Bosowa Grup, Erwin Aksa, Rizal Malarangeng, Ketua Asosisasi Pemerintah Kabupaten Indonesia (APKASI), Isran Noor yang juga Bupati Kutai Timur, Bupati Agam, Sumatra Barat, Bupati Badung, Bali, Walikota Probolinggo, Wabup Tangerang Selatan, Wabup Karawang, Jawa Barat serta Sekda Pacitan dan Denada Tambunan beserta Emilia Contessa artis ibukota kelahiran Banyuwangi. Juga disaksikan seluruh jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dan tokoh masyarakat, agama, budayawan dan ratusan jurnalis media cetak/elektronik, fotografer dalam dan luar negeri serta ribuan masyarakat Blambangan yang menyemut memadati sepanjang jalan yang dilalui defile.

Bahkan, dalam testimoninya, Menakertrans Muhaimin Iskandar, menyatakan, bahwa Banyuwangi, yang tumbuh kreatif dan inovatif mampu bersaing dengan kabupaten lainnya. Dari kreativitas budaya ini akan bergulir ekonomi yang maju. “Banyuwangi memiliki letak yang strategis, untungnya dikelola pemimpin kreatif. Sehingga  menjadikan budaya sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi. Insyalloh Banyuwangi akan bisa menopang kekuatan ekonomi nasional sekaligus kemajuan dan kejayaan Bangsa Indonesia,” seru Menakertrans yang mendapatkan applaus panjang dari ribuan audiens pada siang hari itu. Menurut Menakertrans, dirinya berharap kepada Bupati Anas dan tokoh-tokoh serta para pemimpin lainnya yang ada di Banyuwangi, diharapkan dengan kerja keras pengangguran dan kemiskinan di Banyuwangi bisa teratasi.

Aburizal Bakrie, yang populer disapa ARB, ikut menyatakan  kekaguman luar biasanya atas kreativitas Bupati Abdullah Azwar Anas, yang telah menumbuh kembangkan budaya Banyuwangi.  Menurutnya, Bupati Anas  juga  punya kreatifitas memasarkan Banyuwangi sebagai daerah pariwisata. Mudah-mudahan Festival Banyuwangi berlangsung terus.“Rakyatnya mandiri di  semua wilayah, Banyuwangi mengawali menjadi negara yang mandiri,” sebut ARB. 

Sebelumnya, para peserta BEC melakukan fashion on the road sejauh tiga kilometer, mulai dari Jl. Kartini – Jl. Satsuit Tubun – Jl. PB Soedirman dan finish di Jl. Ahmad Yani (depan kantor Pemkab Banyuwangi). Para penonton yang berjejal dikanan kiri jalan disuguhi 300 penari gandrung yang menari secara massal sebagai pembuka BEC 2013.

Selanjutnya ada atraksi drum band dari Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya, sekaligus mengiringi para ekspatriat yang bekerja di Banyuwangi dan mahasiswa asing dari 12 negara yang sedang khusus belajar seni dan budaya di Indonesia. Menariknya lagi, mereka juga didandani ala kebo-keboan dan berjoget di depan tamu kehormatan bak kebo beneran. (Hakim Said)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • The Legend of Kebo-keboan Blambangan BEC 2013, Bukti Banyuwangi Basis Kebudayaan

Terkini

Close x