Tak seperti tahun-tahun
sebelumnya mas, meski bulan kemarau tidak seperah tahun ini. Bukan hanya sumur
saya yang tak keluar airnya (asat; jawa red),
pompa air saya juga tidak keluar airnya. Jangankan untuk kebutuhan
mandi, untuk mencuci pakaian dan peralatan dapur saja kami terpaksa harus
mencari air dari tempat lain.
Demikian keluh Nur Hayati,
warga RT 04 RW 07 Kelurahan Jember Kidul Kaliwates, (belakang Hotel bertaraf
internasional bintang 4), sambil menunjukkan sumurnya yang asat dan menghidupkan pompa airnya yang tak
keluar air. Rabo (18/9)
Hal senada dirasakan nenek
yang enggan disebutkan namanya. “Wis enem ulan nak, dadi kepekso kulo mendet
toyo teng sumur mriki, ora opo-opo masih rodo kotor titik, mengko di endepno
disek ben bersih” (Sudah sekitar enam bulan “nak”, jadi terpaksa saya mengambil
air di sumur ini, meski agak kotor nggak apa-apa, didiamkan dulu, biar bersih;
red)
Berdasarkan Informasi yang
dihimpun MAJALAH-GEMPUR.Com dilapangan bahwa untuk mengantisipasi minimnya
air akibat Pengeboran sumur di hotel Aston ke-23 dengan fasilitas 152 kamar dan suite yang di lengkapi dengan WiFi Cuma-Cuma dengan
kecepatan tinggi, tv layar datar, multi plug internasional, tempat tidur
kualitas teratas, F & B outlet,
kolam renang dan pusat kebugaran lengkap dengan sauna dan
jacuzzi serta business center
serta ruang pertemuan multi fungsi yang mutakhir yang diresmikan Senin (10/6), menejemen
diminta memberi kompensasi kebutuhan air bagi warga sekitar.
Dengan menyediakan dua
kamar Mandi dan WC (2 MCK) untuk Umum, hingga kini belum terpenuhi. Miski sudah
ada satu MCK yang dibangun, namun masih menjadi pertanyaan warga. Apakah MCK
tersebut untuk umum atau untuk siapa?.
Menejemen Hotel yang terletak di Jalan Sentot Prawirodirjo Jember ini diharapkan juga memberi konpensasi untuk pembelian tanah makam, membuka lapangan kerja, membangun Balai RW, Pintu Gerbang dan Pos
Kamling. Dan memberi ganti rugi rumah milik salah-satu warga yang tergusur
akibat dibangunnya Hotel.
Dari beberapa kompensasi
yang diharapkan, hanya tanah makam saja yang sudah disanggupi dan satu MCK yang
dibangun meski masih dipertanyakan statusnya, Sedangkan untuk lapangan kerja,
masih satu warga, khususnya yang tinggal dibelakang Hotel. Sementara untuk yang
lain belum ada kabarnya.
Hal ini dibenarkan Sugi, Ketua RT 4 RW. Menurut
Sugi memang ada beberapa kompensasi yang diminta, namun ada kesepakatan untuk
memprioritaskan tanah makam “Ada kesepakatan, yang diprioritaskan tanah Makam
dulu, sedangkan yang lain menyusul, itupun tidak seratus persen, namun pihak
aston berjanji akan menutupi jika ada kekurangan”. Jelasnya saat dihubungi Rabo malam (25/9) di
rumahnya.
Menanggapi minimnya
karyawan yang kerja di Hotel, Sugi berkilah bahwa tidak ada warga yang mendaftar, mungkin sudah
banyak yang bekerja dan atau masih sekolah, Namun pihak hotel berjanji masih akan memberi kesempatan jika
nanti ada warga yang sudah keluar sekolah dan berminat bekerja. Tururnya.
Sedangkan untuk MCK dan
ganti rugi rumah sepengetahuannya sudah direalisaskan, “untuk jelasnya akan
saya komunikasikan, termasuk keluhan minimnya air, akhir bulan ini saya berencana akan menemui
manajemen, syukur jika ada warga yang mau ikut, agar saya tidak disangka membuat-buat. tambanya.