Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Bupati Jember dr Faida MMR dan Kapolres
Jember Kusworo Wibowo SH SIK MH, fasiltasi mediasi Ulang, paska terjadinya konlik
Angkutan Konvensional VS Angkutan Online.
Untuk itu
Bupati, Faida juga berharap agar semua
anggkuatan baik yang berasal dari angkutan Konvensional maupun Online memiliki
anggota yang perempuan, kerena banyak konsumen perempuan yang hanya mau
dilayani oleh sesama perempuan. (edw).
Pasalnya konflik ini masih
terjadi meski beberapa kali sudah dilakukan di Mapolres Jember. Mediasi, Senin
(13/8) pagi pukul 10.00 WIB ini dihadiri jajaran Polres Jember,
perwakilan Dishub Propinsi, Organda dan dari masing-masing Angkutan. Mediasi membahas
tidaklanjut kesepakatan beberapa waktu yang lalu.
Menurut Kapolres
Jember, AKBP Kusworo Wibowo, SH, SIK, MH bahwa Polres Jember sangat
berkepentingan dengan hasil Mediasi yang dilakukan hari ini pasalnya sebagai
aparat penegak hukum mengedepankan Keamanan dan Kondusifitas wilayah yang
dibawahinya.
Ada perbedaan kesepakatan
pada 8 Agustus 2018 lalu, dengan hari ini. Kesepakatan hari ini, untuk rumah
sakit dan sekolah, ojek online dan ojek konvensional bisa masuk artinya
terserah pada costumer untuk memilih angkutan. Namun, untuk lokasi sekitar
terminal akses ojek konvensional dan online dibatasi.
"Rumah Sakit dan
tempat Sekolah, Ojek Online dan Ojek Konvensional bisa mencari Costumer bersama
terserah calon Penumpang nya, sedangkan di pangkal terminal dan stasiun tetap
sesuai kesepakatan sebelumnya yakni 300 meter." Jelas Kapolres Jember.
Sementara Bupati
Jember dr. Hj. Faida MMR menegaskan bahwa "Mediasi ini untuk memenuhi dan
mengakomodir kepentingan konsumen. "Sejatinya keberadaan kedua Angkutan
ini yang menentukan adalah Konsumen itu sendiri, angkutan mana yang dianggap
lebih aman dan nyaman" ujarnya.