
Kampung itu masing-masing berada di RW 10 Kelurahan
Jember Lor, Kecamatan Patrang, dan di RW 15 Kelurahan Mangli, Kecamatan
Kaliwates. Bahkan kampung tersebut menjadi contoh bagi kampung lain dalam
menghadapi persoalan bersama.
“Atas dasar
semangat dan kesadaran warga serta leadership yang
baik dari para Ketua RT, RW dan Dasawisma, terciptalah kampung tangguh,” kata Bupati
Jember, dr. Faida, MMR., saat meninjau kampung tangguh di RW 10 Kelurahan
Jember Lor, Selasa, 26 Mei 2020.
Disamping dibuat portal pemeriksaan warga yang masuk,
juga tersedia lumbung pangan yang cukup bagi warga yang memerlukan isolasi
mandiri. Mereka juga mengatur pedagang
kebutuhan pokok keliling (mlijo) . Ada tiga mlijo yang bertugas melayani
kebutuhan rumah tangga warga.
“Dengan demikian warga masyarakat di desa Itu, kini tidak
perlu pergi berbelanja sendiri ke pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelas
Bupati Faida didampingi Dandim 0824, Letkol Inf. La Ode M Nurdin, dan Kapolres
Jember AKBP Aris Supriyono.
Bahkan di RW 10 Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang,
kampung tangguh itu membuat aplikasi yang menjadi sarana komunikasi sampai 500
orang. “Kalau jaman dulu pakai
kentongan, sekarang pakai aplikasi. Sudah namanya RW jaman now,” tutur bupati.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember mengapresiasi ide
dibentuknya kampung tangguh tersebut, dan berharap bisa menjadi contoh bagi
kampung-kampung lainnya. “Gotong royong adalah kunci sukses bangsa Indonesia,”
pungkas bupati. (eros).