Baca juga: Himbauan Bupati Agar ASN Beli Beras Kepada Koperasi Tertentu Disoal DPRD Jember
Baca juga: Terkuak, ASN Diminta Beli Beras Di Koperasi itu, Ternyata Pendirinya Bupati Jember
Baca juga: Komisi B DPRD Terkejut, Kantor Koperasi Penyedia Beras ASN Jember ‘Siluman’ TidakJelas
Baca juga: Komisi A DPRD Jember Menilai Koperasi Penyedia Beras ASN Bentukan Bupati LayakDibubarkan
Baca juga: Penggiringan ASN Jember Beli Beras Hanya di Koperasi Bentukan Bupati Dinilai PerbuatanMonopoli
Penemuan kutu di beras kemasan yang diproduksi oleh koperasi bentukan Bupati Jember Haji Hendy Siswanto (JHS) ini semakin menguatkan kecurigaan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bahwa Koperasi JHS inj hanya menjadi alat dagang oleh para oligarki.
"Padahal Koperasi ini baru menjulan beras gelombang pertama, tapi beras yang dijual sudah ada kutunya. Sungguh mengerikan, Kutu-kutunyaitu tampak hidup pada beras kemasan berlogo Pemkab Jember itu," ujar Sekretaris Komisi B DPRD Jember, David Handoko Seto, Kamis (9/6/2022).
Temuan itu kata David berkat laporan masyarakat melalui rekaman kamera. “Ini bukti pengeolaan KJHS tidak beres, Kami juga punya dokumen akta pendirian dan alamat kantor tidak jelas. Kami masih akan kumpulkan bukti-bukti ketidakberesan Koperasi JHS lainnya.," tegasnya,
Sebelumnya, Ketua Komisi A DPRD Tabroni mendesak pembubaran koperasi KHS yang memonopoli bisnis penjualan beras kepada 23.000 ASN ini, Karena terbentuknya tidak sesuai kaidah prinsip-prinsip koperasi yang benar. Diantaranya prinsip demokrasi dan kemandirian.
Kecurigaan Tabroni semakin menguat, karena pembentukan beraroma politik, juga para pemegang jabatan strategisnya, ternyata para pejabat ASN Eselon II, yang mampu mengintervensi Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM).
"Apa bisa jika pengurus pejabat eselon II, lalu anggota ASN tanpa jabatan bisa demokratis? Koperasi juga harus mandiri. Apakah bisa berjalan jangka panjang? Sedangkan, koperasinya hidup karena kebijakan politik. Jadi kami meragukan Koperasi ini," ulas politisi PDI Perjuangan itu.
Sebelumnya Ketua Koperasi KJHS Arismaya Parahita mengaku butuh 1 juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan ASN dalam satu tahun ini, tentunya tidak bisa berdiri sendiri. dan sudah menggandeng tiga Koperasi Unit Desa (KUD) dan 6 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
"Kami hanya menyalurkan, disatu sisi ASN diuntungkan, karena harganya lebih rendah dari luar, dengan kualitas lebih bagus, karena lebih baru. Karena baru diselep (giling) . Petani diuntungkan karena gabahmya diserap, KUD jalan, jadi seperti itu," jelasnya
Informasi media ini bahwa Koperasi KJHS jadi satu-satunya suplier beras sebanyak 230.000 kilogram setiap bulannya untuk 23.000 orang ASN dan keluarganya. Harga beras dipatok senilai Rp 9.000 per kilogram, diperkirakan dana yang dikelola selama satu tahun sebanyak Rp 2 Miliyar. (naw).